Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Belanda, Masker Bukan Senjata Utama Lawan Corona tapi...

Di Belanda, Masker Bukan Senjata Utama Lawan Corona tapi... Kredit Foto: Reuters/Eva Plevier

Hasil studi salah satu spesialis di Universitas Eindhoven menemukan bahwa partikel virus SARS-Cov2 penyebab Covid-19, bisa terjebak di lapisan elektrostatik dalam masker medis. Dan dapat menembus pori-pori seperti yang ditemukan di kapas dan bahkan penyedot debu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sebenarnya skeptis. Bahkan, mereka memperingatkan, penggunaan masker secara luas oleh orang sehat di lingkungan masyarakat belum didukung bukti ilmiah langsung. Meski akhirnya organisasi itu mengubah rekomendasinya pada Juni lalu. Dan meminta orang sehat pun memakai masker.

Baca Juga: WHO: Ingat Covid-19 Tak Bisa Disamakan dengan Influenza

Seperti di beberapa negara Eropa lainnya, Belanda juga mengalami peningkatan infeksi beberapa pekan terakhir. Tercatat ada 1.329 kasus selama dua pekan terakhir. Dan jumlah yang dirawat dan yang meninggal pun cukup tinggi. Saat ini tercatat ada 6.147 kematian akibat Covid-19.

Namun, tim penasehat kabinet mengatakan, kenaikan itu karena warga yang berkumpul dalam pertemuan keluarga atau pesta. Dimana bisa dipastikan, mereka melepas masker dan melanggar beberapa peraturan soal pertemuan di tempat umum. 

Klaster lainnya datang dari sebuah bar di Hillegom, dekat Amsterdam. Sebelumnya pemilik bar bilang, bahwa pelanggan bisa duduk berdekatan, berjabat tangan dan berpelukan. Dia yakin,  virus itu tidak aktif. Bahkan, sesumbar di Facebook. Hingga akhirnya mereka salah. Dan ditemukan 39 kasus positif dari klaster itu.

Belanda yang berpenduduk 17 juta orang, tak melakukan karantina wilayah atauu lockdown total saat puncak wabah. Negeri Kincir Angin lebih mengandalkan kesadaran warganya, alih-alih melakukan pembatasan ketat.

Meskipun dalam jajak pendapat baru-baru ini menyebutkan dukungan pemakaian masker di tempat umum dan ruangan tertutup, ternyata sebagian warganya tak juga mematuhinya. “Saya lebih suka orang bisa memutuskan sendiri," kata Jesus Garcia, pemilik pangkas rambut di Amsterdam.

Dia mengaku memakai masker saat pergi ke Spanyol. Dan menurutnya itu tidak benar-benar membantu. Karena, cara pakai yang salah. Atau orang-orang malah meletakkannya di dalam saku. 

“Saya tidak merasa itu benar-benar membantu karena orang-orang memakai mereka semua salah, meletakkannya di saku mereka, menempatkan mereka di bawah hidung mereka. Dan menurutnya, itu tidak sesuai dengan tujuan pemakaian masker.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: