Beberapa petugas pelabuhan telah ditangkap saat petugas sedang melakukan penyelidikan. Kepala pelabuhan mengatakan bahwa karyawan telah menulis surat kepada pengadilan negara meminta izin untuk menjual atau memindahkan senyawa kimia berbahaya tersebut.
Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk pertanian, tetapi juga merupakan material pembuatan bahan peledak.
Keterangan terbaru menyebutkan setidaknya 145 orang tewas dan lebih dari 5.000 lainnya luka-luka akibat ledakan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: