Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menyatakan, dalam waktu beberapa tahun kedepan, Kementerian Pertahanan India akan melakukan embargo impor alutsista. Kebijakan itu diambil ditengah ketegangan hubungan politik antara China dan India di Ladakh.
Namun, Rajnat Singh menegaskan, embargo impor alutsista hanya dilakukan secara terbatas yaitu sebanyak 101 item barang saja.
Baca Juga: Jenderal-Jenderal Ini Bertanggung Jawab atas Konflik China-India
The embargo on imports is planned to be progressively implemented between 2020 to 2024. Our aim is to apprise the Indian defence industry about the anticipated requirements of the Armed Forces so that they are better prepared to realise the goal of indigenisation.
— Rajnath Singh (@rajnathsingh) August 9, 2020
"Embargo impor direncanakan akan diterapkan secara progresif antara tahun 2020 hingga 2024. Tujuan kami adalah untuk memberi tahu industri pertahanan India tentang persyaratan yang diantisipasi dari Angkatan Bersenjata sehingga mereka lebih siap untuk mewujudkan tujuan pempribumian," kata Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh dalam akun twitter pribadinya.
Menhan menambahkan, daftar 101 item alutsista itu telah disiapkan oleh menteri pertahanan setelah melalui beberapa kali konsultasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk angkatan bersenjata, industri publik dan swasta.
“Daftar 101 item yang diembargo tidak hanya terdiri dari suku cadang sederhana tetapi juga beberapa sistem senjata berteknologi tinggi seperti senjata artileri, senapan serbu, korvet, sistem sonar, pesawat angkut, LCH, radar, dan banyak item lainnya untuk memenuhi kebutuhan Layanan Pertahanan kami,” kata Singh.
Untuk diketahui, baru-baru ini India telah membeli sejumlah alutsista terbaru untuk menghadapi tentara China di perbatasan Ladakh. Beberapa alutsista canggih yang sudah dibeli India diantaranya adalah System peluncur Rudal S-400 buatan Rusia yang ditakuti Amerika Serikat (AS) dan 36 unit jet tempur Refale buatan Prancis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: