Anggoro menyebut, Indonesia ini tidak lebih buruk dari negara-negara lain seperti Singapura yang pertumbuhan ekonominya jatuh sangat dalam. Indonesia meski kontraksi, relatif terukur. Namun memang, Indonesia tidak sebagus negara Swadia, Islandia, dan lainnya.
"Kinerja kita dalam lima tahun kemarin bagus dalam beberapa hal, tapi memang ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi," tukas Anggoro.
Baca Juga: Sok Selamatkan Bangsa, Din Cs Dicibir PDIP: Aku Termehek-Mehek
Lebih lanjut Pengamat Politik Unas, Roby Nurhadi, berharap kemunculan organisasi masyarakat dalam berbagai jenis khususnya KAMI diharapkan tidak menambah masalah baru bagi bangsa Indonesia. Menurutnya, siapa pun tokoh yang ada di dalam struktur organisasi KAMI tersebut harus bijak dalam menyikapi persoalan negara khususnya dalam sistem pemerintahan. Pasalnya, saat ini pemerintah sedang fokus untuk mengatasi dan meminimalisasi dampak buruk dari pandemi Covid-19.
Dia berharap agar keberadaan KAMI tersebut benar-benar bisa menjadi bagian dalam pemecahan masalah utama yang dihadapi negara. Jika dalam kenyataannya nanti pembentukan KAMI sarat dengan muatan politis, dia menilai bahwa hal itu tidak relevan dan tidak terhormat.
"Kami harap jangan ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti saat ini. Itu saya kira tidak terhormat terlepas siapa pun tokoh-tokoh di dalamnya. Kita semua punya tanggung jawab masing-masing," ulasnya.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Eksekutif Sulut Political Institute, Risat Sanger, yang menyatakan bahwa pemerintah perlu mendapat dukungan yang kuat dari semua elemen masyarakat dalam mengatasi Covid-19. Namun sayangnya, terdapat beberapa kelompok tertentu yang justru membuat upaya pemerintah seolah-olah dijegal. Padahal, semua pemerintahan di berbagai negara sedang bekerja keras menekan dampak buruk pandemi Covid-19 tersebut.
"Kalau benar-benar ingin ikut andil menyelamatkan Indonesia, lakukan saja. Namun, nalar kritis kami mencurigai bahwa kritik mereka adalah untuk membuat kegaduhan. Oleh sebab itu, nanti biar masyarakat yang melihat kelompok mana yang benar-benar bekerja dan kelompok mana yang hanya tong kosong bunyi nyaring," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: