Pada akhir Juli lalu, Badan Litbang memulai uji ketahanan B40 pada mesin engine test bench selama 1.000 jam. Kepala PPPTMGB Lemigas, Setyorini Tri Hutami menyatakan kajian tersebut akan diikuti oleh uji ketahanan bahan bakar.
Dari hasil pengujian ini, pihaknya akan membuat rekomendasi teknis mengenai mutu biodiesel serta pertimbangan tentang aspek keekonomiannya. Jika produk itu berhasil terwujud, Indonesia diperkirakan akan mampu menghemat devisa hingga US$8 miliar.
Perlu diingat bahwa PT Pertamina (Persero) juga telah berhasil menjalani uji coba produksi green diesel (D100) di fasilitas eksisting Kilang Dumai sebanyak 1.000 barel per hari.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, "kami masih harus lanjutkan uji coba dan persiapan lainnya untuk bisa memproduksinya secara komersial."
Salah satu persiapan produksi adalah memastikan pasokan katalis. D100 dibuat dari minyak kelapa sawit murni yang telah disuling sehingga bebas dari kotoran, getah, lemak, dan bau atau Refined Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO).
PT Pertamina juga tengah mempersiapkan fasilitas pengolahan dan produksi green diesel di Kilang Plaju dengan target kapasitas produksi sekitar 20 ribu barel per hari pada 2023. Produksi juga akan dilakukan di Kilang Cilacap dengan kapasitas sekitar 6.000 barel per hari pada 2022 mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti