Jam 19:00 (02.00 WIB) :
Boubou Doucoure, Direktur Komunikasi Perdana Menteri (PM) Mali, Cisse, memberitahu kantor berita AFP, bahwa pasukan pemberontak Mali menahan Presiden Keita dan PM Cisse. "Perdana menteri dan presiden dibawa oleh tentara pemberontak ke Kati (markas angkatan bersenjata) dengan kendaraan lapis baja," katanya.
Jam 18:50 (01.50 WIB) :
Koalisi di Mali yang berada di balik protes massa yang menyerukan pengunduran diri Keita menegaskan, aksi penahanan presiden oleh tentara yang memberontak bukanlah kudeta militer tetapi pemberontakan rakyat.
"IBK (Presiden Ibrahim Boubacar Keita) tidak mau mendengarkan rakyatnya. Kami sudah mengusulkan alternatif, tetapi dia menanggapinya dengan pembunuhan," ujar Juru Bicara kelompok oposisi, Koalisi M5-RFP, Nouhoum Togo kepada kantor berita Reuters.
Jam 18:30 (01.30 WIB) :
Siaran televisi pemerintah Mali, ORTM, diputus pihak militer yang menahan Presiden Keita dan PM Cisse. Hal ini diungkap seorang jurnalis di ORTM.
Jam 18:20 (01.20 WIB) :
Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mengutuk penangkapan Presiden Keita, PM Cisse, dan pejabat lainnya. Mahamat juga mengutuk setiap upaya perubahan yang "anti-konstitusional" dan meminta tentara pemberontak menghormati institusi negara.
"Saya mengutuk keras penahanan paksa Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, Perdana Menteri dan pejabat pemerintah Mali lainnya dan menyerukan pembebasan mereka sesegera mungkin," tulisnya di Twitter.
Jam 18:00 (01.00 WIB) :
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov mengatakan, Rusia telah menerima informasi tentang penangkapan Presiden dan Perdana Menteri Mali. Rusia menyatakan prihatin dengan kejadian ini. Hal ini disampaikan kantor berita Rusia, RIA, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Jam 17:20 (24.00 WIB) :
Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas pemberontakan militer di Mali pada Selasa (18/8/2020) dengan Presiden Mali dan para pemimpin Afrika Barat lainnya. Prancis menyatakan dukungannya untuk berupaya melakukan mediasi oleh blok regional ECOWAS.
Macron membahas situasi yang sedang berlangsung dengan Keita dan para pemimpin Nigeri, Pantai Gading dan Senegal, dan "mengutuk upaya pemberontakan yang sedang berlangsung.
Namun pihak Kepresidenan Prancis tidak mengatakan secara rinci, kapan pembicaraan Macron dengan para pemimpin Afrika itu berlangsung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto