WE Online, Jakarta- Para pengusaha logistik meminta pemerintahan hasil Pemilu 2014 mengambil kebijakan yang cepat untuk menurunkan biaya logistik. Caranya melalui pemangkasan tarif di pelabuhan serta percepatan revitalisasi alat angkut penunjang logistik darat.
Hal ini penting untuk mempersiapkan sektor logistik nasional yang memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. “Dengan tarif kepelabuhan yang murah, harga barang produk dalam negeri lebih kompetitif,” kata Wakil ketua Umum Kadin Indonesia bidang Logistik Carmelita Hartoto, Kamis, (29/5).
Dia menjelaskan selama sembilan tahun terakhir, biaya pengiriman barang melalui moda transportasi laut di dalam negeri terus menurun seiring dengan terjadinya perubahan atau evolusi penggunaan kapal berskala besar menyusul meningkatnya permintaan pengiriman barang domestik.
Menurutnya, penurunan tarif pada angkutan laut tersebut, tidak dibarengi dengan penurunan tarif-tarif pada sisi daratnya, baik di sisi tarif-tarif kepelabuhanan maupun dari sisi biaya-biaya akibat pungutan liar dan akibat buruknya akses logistik jalan.
Menurut data INSA, pada 2007, tarif pengiriman kontainer pada rute Jakarta—Belawan masih berkisar antara Rp7 juta—Rp8 juta per TEUs, sedangkan sekarang turun menjadi Rp4 juta hingga Rp4,5 juta per TEUs dimana tidak kurang dari 50%-nya, dibayarkan untuk tarif-tarif kepelabuhanan.
Kondisi yang sama juga terjadi pada rute-rute lainnya seperti pengiriman peti kemas Jakarta ke Jayapura, maupun Jakarta ke Sulawesi. "Dulu Jakarta-Sorong mencapai Rp20 juta, sekarang sudah turun menjadi Rp8 juta hingga Rp10 juta per TEUs."
Carmelita yang juga Ketua Umum INSA menegaskan penurunan ongkos angkutan laut itu bukan karena didorong oleh penurunan tarif kepelabuhanan maupun peningkatan produktivitas pelabuhan, tetapi karena meningkatnya volume perdagangan serta evolusi penggunaan kapal kepada yang lebih besar.
Selain itu, pelaku usaha pelayaran juga melakukan berbagai langkah untuk menekan tarif seperti melakukan subsidi silang dari kegiatan lainnya yakni usaha ship management, usaha keagenan, trucking dan forwarding hingga crew mining.
Oleh karena itu, meskipun pelayaran sudah bekerja keras untuk menurunkan tarif angkutan laut, harga barang di daerah tersebut tidak mengalami penurunan karena biaya-biaya lainnya tetap tinggi terutama tarif kepelabuhanan yang menyumbang lebih dari separoh tarif angkutan laut.
Atas kondisi itu, pihaknya berharap kepada pemerintahan ke depan untuk konsen kepada upaya penurunan tarif-tarif pengiriman barang di sisi daratnya, baik tarif kepelabuhanan maupun akibat biaya pungli dan akses jalan yang buruk supaya masyarakat dapat menikmati harga barang yang setara di seluruh Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Arif Hatta
Tag Terkait:
Advertisement