Kolaborasi antarprogram di Kementerian Pertanian terjadi di Sumedang, Jawa Barat. Tepatnya dengan melibatkan gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), dan program YESS. Hasilnya, 3 petani milenial Sumedang membentuk grup usaha baru yang diberi nama Tandang Mandiri Farm.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sangat mendukung tampilnya generasi milenial dalam pembangunan pertanian di Indonesia.
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kostratani Tangerang Lakukan Gertam
"Masa depan pertanian Tanah Air ada di pundak generasi milenial. Lewat kehadiran mereka, kita harapkan ada inovasi yang bisa dihadirkan karena generasi milenial sangat dekat dengan teknologi, dekat dengan digital. Tentunya, semangat ini bisa mereka tanamkan ke pertanian sehingga sektor pertanian menjadi jauh leih baik ke depannya," tutur Mentan SYL dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/8/2020).
Dukungan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi. Dedi menjelaskan, kondisi tenaga kerja di sektor pertanian Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun.
"Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk harus mencetak para petani milenial sebagai penerus estafet pembangunan pertanian yang akan datang. Jika tidak dilakukan regenerasi, dalam 5 hingga 10 tahun mendatang kita bisa kekurangan petani," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menuturkan bahwa program di bawah Kementerian Pertanian yang ditujukan untuk regenerasi petani dengan membantu petani milenial berkembang di sektor pertanian adalah program YESS dan PWMP.
"Kedua program ini kita sinergikan dengan salah satu program utama Kementan, yaitu Kostratani. Dari sinergi ini, kita ingin menciptakan petani milenial tangguh dan andal dalam berwirausaha pertanian," kata Idha.
Hasil kolaborasi Kostratani, Program Yess, dan PWMP sangat postif. Sebab, 3 petani milenial asal Sumedang, Aris Nur Ramdan, Ratna Dila Nawangwulan, dan Nopi Pitriani, mampu menghadirkan grup usaha dengan nama Tandang Mandiri Farm. Usaha ini dirintis sejak ketiganya lulus dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, tepatnya pada tahun 2019. Perlahan namun pasti, Tandang Mandiri Farm mulai menuju kesuksesan.
Ketua Tandang Mandiri Farm, Aris Nur Ramdan, mengungkapkan bahwa usaha yang dijalankan berfokus pada produksi tanaman hortikultura yaitu bawang merah. "Namun, tidak menutup kemungkinan kami membuka usaha lain. Seperti saat ini sedang merencanakan melakukan usaha di bidang olahan, yaitu produksi roti rumahan," terangnya.
Aris menyadari bahwa kedua rekannya merupakan wanita yang memiliki minat dan kemampuan untuk melakukan pengolahan atau usaha olahan. Usaha yang direncanakan ini akan tetap beriringan dengan usaha utama, yakni produksi bawang merah.
"Saat ini fokus kami adalah untuk melakukan perencanaan produksi bawang merah dengan peningkatan skala usaha sebesar 10% setiap kali produksi. Demi mencapai target tersebut, Tandang Mandiri Farm perlu bekerja sama dengan baik dan tekun dalam menjalani usaha ini," katanya.
Sementara kedua rekannya, Ratna dan Nopi, mengatakan usaha ini dipilih karena prospek bawang merah begitu baik. Bawang merah dibutuhkan oleh masyarakat atau konsumen sebagai bahan bumbu dapur yang harus selalu ada, masyarakat dari berbagai kalangan akan membutuhkan bawang merah sebagai bumbu dapur yang digunakan untuk memasak.
Bawang merah juga dibutuhkan sebagai benih untuk masa produksi yang dilakukan petani dan potensi lainnya.
"Hanya dengan teknologi dan peralatan yang sederhana, didukung dengan keterampilan dan ilmu yang kami dapat pada saat menjadi mahasiswa di Polbangtan Bogor, kami yakin usaha ini menjanjikan untuk terus dikembangkan," tutur Ratna bersama Nopi.
Visi Tandang Mandiri Farm sendiri adalah "Menjadi Produsen Bawang Merah dan Produk Hortikultura yang Berpengalaman, Profesional, dan Berdaya Saing".
(NRT/VTR/CHA)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum