Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani: Sulit Bangkitkan Investasi, Jokowi Gak Realistis?

Sri Mulyani: Sulit Bangkitkan Investasi, Jokowi Gak Realistis? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo mengatakan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 pemerintah harus menjaga laju investasi. Menurut Jokowi, pemerintah belum bisa mengandalkan komponen konsumsi sepenuhnya karena daya beli masyarakat belum tumbuh optimal.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada kuartal II 2020, pertumbuhan investasi terkontraksi -8,61% dan pada kuartal I 2020 tumbuh 1,7%. Sedangkan secara tahunan pada kuartal II -2019 investasi mampu tumbuh 4,55%. Komponen investasi berkontribusi -2,73% dari terkontraksinya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020.

Lalu apa kata Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait target tersebut? Sri mengakui butuh kerja keras untuk kembali menggairahkan kegiatan penanaman modal baik asing maupun dalam negeri.

Baca Juga: Sinyal Resesi dari Sri Mulyani

Baca Juga: Gedung Kejagung Terbakar Sri Mulyani Keluarin Duit Bergepok-gepok

"Untuk investasi kita melihat terjadi kontraksi di kuartal kedua. Ini butuh kerja keras untuk mendorong kegiatan investasi. Sehingga bila kontraksi terjadi investasi maka akan berkontribusi pada outlook pertumbuhan akhir tahun," kata Sri dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta Selasa (25/8/2020).

Lebih lanjut, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan pada akhir 2020 berada pada kisaran minus 1,1% hingga 0,2%. Sri mengatakan perkiraan angka realisasi tersebut sudah mempertimbangkan capaian ekonomi pada kuartal kedua yang minus 5,32%.

"Outlook dari kami menggambarkan GDP pertumbuhan di akhir keseluruhan tahun -1,1% hingga 0,2%," tambahnya.

Sri menjelaskan ada beberapa upaya yang akan dilakukan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi tidak turun makin dalam tahun ini. Salah satunya dengan menggenjot konsumsi.

"Konsumsi harus menjadi zona pertumbuhan positif terutama pada kuartal ketiga dan keempat. Saya akui ini hal yang cukup berat karena konsumsi di kuartal ketiga masih belum menunjukkan pemulihan seperti yang kita harapkan. Dan kita masih memiliki waktu 1,5 bulan untuk kuartal ketiga ini," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: