Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didukung Singapura, Indonesia Siap Tak Membela China Jika...

Didukung Singapura, Indonesia Siap Tak Membela China Jika... Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tharman Shanmugaratnam selaku Menteri Koordinator Kebijakan Sosial Singapura menegaskan jika pengaruh negara-negara ASEAN terhadap kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat maupun China tak bisa dipandang sebelah mata.

Tharman Shanmugaratnam menjelaskan jika ASEAN tidak boleh memihak antara AS maupun China dalam konflik dua negara besar tersebut di Asia.

Baca Juga: Jet Mata-Mata AS Hampiri Latihan Militer China, Beijing Murka

Hal ini disampaikan Tharman dalam sebuah forum internasional di Singapura.

"Kami pikir ketegangan AS-China sebagai salah satu jebakan bagi banyak negara lain," kata Tharman dalam forum yang diselenggarakan oleh Standard Chartered Bank, Selasa (25/8/2020), seperti dikutip dari SCMP.

Tharman mengutip contoh tetangga Indonesia yang digambarkan sebagai negara 'bukan penurut' karena Indonesia punya ekonomi yang besar, kemakmuran, dan peluang yang diberikan pemerintah kepada warganya.

"ASEAN juga bukan penurut. Kami akan membuat keputusan sesuai dengan kepentingan nasional kami masing-masing. Kami ingin hubungan baik dengan China dan Amerika," kata Tharman.

Dia menambahkan mungkin ada beberapa peluang untuk negara-negara tertentu di Asia Tenggara berbisnis dengan Beijing yang disebut strategi China Plus One untuk mengelola risiko geopolitik dengan menempatkan fasilitas di negara-negara Asia lain.

Namun itu hanya sebatas kesepakatan bisnis saja bukan condongnya negara-negara ASEAN kepada salah satu pihak.

Tharman mengharapkan ketegangan AS-Tiongkok tidak peduli siapa yang menang, mengingat bagaimana faktor-faktor yang mengarah pada hubungan bilateral yang tegang.

"Baik AS dan China harus melakukan penyesuaian dan keduanya juga harus melakukannya dengan cara yang tidak hanya tentang memberi dan menerima hubungan bilateral, tetapi tentang memperkuat sistem multilateral karena itu untuk kepentingan mereka berdua," ujarnya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dengan jumlah penduduk 273 juta, di mana sekitar 50 hingga 55 juta merupakan bagian dari kelas menengah memiliki pasar domestik yang cukup besar walau tanpa AS dan China.

"Kita bukan negara kecil. Kenapa harus berpihak? Kita punya pasar yang besar," kata Luhut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: