Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: AT&T, Telkom Terkaya dari AS

Kisah Perusahaan Raksasa: AT&T, Telkom Terkaya dari AS Kredit Foto: Reuters/Rick Wilking
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri telekomunikasi tengah memanen durian runtuh di tengah pandemi Covid-19. Bagaimana tidak, sektor bisnis tersebut mendapat berkah sejak maraknya aktivitas belajar dari rumah, bekerja dari rumah (work from home), dan beribadah dari rumah.

Tren ini terjadi ketika pemerintah menerapkan pembatasan sosial dan menganjurkan masyarakat banyak melakukan aktivitas dari rumah. Dengan demikian, pandemi Covid-19 telah memaksa terminologi normal baru bagi masyarakat di Indonesia, yang menciptakan paradigma baru dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari pekerjaan dan kegiatan rekreasi, hingga aktivitas pembelajaran.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Ping An, Asuransi Kebanggaan China

Di dalam negeri, pandemi Covid-19 pada gilirannya meningkatkan aktivitas penggunaan internet oleh masyarakat. Kegiatan yang ramai-ramai dilakukan itu nyatanya berdampak pada lonjakan trafik data internet sebesar 10 sampai 30 persen. Peningkatan lalu lintas internet paling besar untuk aplikasi belajar daring (online) dan aplikasi layanan video-conference untuk melakukan rapat daring. 

Lonjakan lalu lintas data secara tiba-tiba membuat pemain industri telekomunikasi sendiri perlu memastikan pemantauan lalu lintas yang efisien. Optimalisasi kinerja jaringan telekomunikasi menjadi fokus utama bisnis telekomunikasi, sedangkan analisis, prediksi, serta pengaturan terkait pola pengiriman data yang dikirimkan melalui jaringan menjadi semakin penting.

Kekebalan bisnis teknologi informasi dan komunikasi ini diamini oleh ekonom Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat, dikutip Warta Ekonomi dari Antara. Acuviarta Kartabi mengatakan sektor telekomunikasi tumbuh sebesar 9,81 persen. 

Hal itu sejalan dengan kinerja positif PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero). BUMN tersebut sukses mencatat pertumbuhan lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional dengan membukukan laba bersih Rp18,66 triliun pada 2019. Rinciannya, pendapatan bisnis seluler dan pendapatan IndiHome menanjak naik masing-masing 23,1 persen dan 28,1 persen. 

Sementara itu di mancanegara, International Finance Corporation (IFC) melaporkan banyak operator seluler hingga pusat data (data center) di global mencatatkan lonjakan pada lalu lintas datanya, hingga pertengahan 2020. Alhasil, sektor telekomunikasi berkinerja baik dibanding sektor lainnya. 

https%3A%2F%2Fwww.history.com%2F.image%2FMTU3ODc3NjU2MjA1MDc1Nzg1%2Fthis-day-in-history-03071876---alexander-graham-bell-patents-the-telephone.jpg

Meski begitu, bisnis sektor telekomunikasi masih tak dapat dipisahkan dari gangguan-gangguan jangka pendek dan menengah. Elemen itu meliputi dampak ekonomi makro umum dan pembatasan distribusi waktu siar. 

Sebagai contoh, raksasa telekomunikasi dunia asal Amerika Serikat (AS), AT&T Inc., terpantau memiliki kinerja relatif stabil. Pendapatan perusahaan multinasional AS itu meningkat 6,1 persen sebesar 181,2 juta dolar AS, tetapi laba bersihnya turun 28 persen yaitu 13,9 juta dolar AS, pada 2020. Kondisi tersebut dipengaruhi berbagai situasi di antaranya biaya merger, biaya peniun karyawan, dan perubahan nilai beberapa aset.

AT&T memang tidak mencatatkan kinerja sempurna di saat kondisi dunia dilanda pandemi virus corona. Tapi, dengan hasil tersebut, posisi perusahaan raksasa itu rupanya masih naik tiga peringkat dari nomor 25 ke urutan 22 pada 2020. 

Dengan gambaran di atas, menarik kiranya jika Warta Ekonomi kali ini, Senin (7/9/2020), mengulas perjalanan AT&T sebagai raksasa telekomunikasi dunia. Dikutip dan diolah dari berbagai sumber, kami sajikan uraian tersebut menjadi artikel sebagai berikut. 

Rekam jejak raksasa telekomunikasi dunia, American Telephon and Telegraph Company atau pendeknya AT&T, bisa dilacak ketika telepon pertama kali ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada 1876. Bell kemudian mendirikan Bell Telephone Company bersama Gardiner C. Hubbard dan Thomas Sanders setelah Bell mendapatkan paten pada perangkat ciptaannya sejak 1877. 

0119_Circa_JekyllIslandMuseum_courtesy-1.jpg

Tahun berikutnya, perusahaan Bell terlibat dalam persaingan dengan perusahaan telegraf terkemuka, Western Union Company, untuk mengembangkan layanan telepon di AS. Manajer umum di perusahaan Bell, Theodore N. Vail mewakili perusahaannya untuk memimpin pertarungan hak paten dengan rivalnya itu. 

Dewi Fortuna memihak Bell. Western Union yang saat itu terlibat dalam sengketa kendali dengan Vanderbilt dan Jay Gould, akhirnya setuju menyerahkan semua paten dan klaim untuk telepon dan fasilitasnya kepada Bell dan rekannya. Gugatan paten itu diselesaikan di luar pengadilan pada 1879. Western Union meninggalkan bisnis telepon dan menjual sistem 56.000 telepon di 55 kota ke Bell.

Bell kemudian setuju untuk keluar dari bisnis telegraf dan membayar Western Union 20 persen royalti untuk sewa peralatan telepon selama 17 tahun ke depan. 

Lalu antara 1877 dan 1881, Bell memberi lisensi pada banyak perusahaan operasi lokal sebagai cara untuk mempromosikan telepon tanpa harus menambah modal. Perusahaan menandatangani kontrak lima sampai sepuluh tahun, dengan perjanjian Bell mendapat 20 dolar AS per telepon per tahun dan hak untuk membeli properti penerima lisensi ketika kontrak berakhir.

large.jpg

Satu rencana awal sudah dicapai Bell dan perusahaannya. Lantas untuk meningkatkan performa, Bell Telephone Company melakukan serangkaian reorganisasi dan langkah progresif antara 1879 dan 1900. Pada 1881, Bell membeli perusahaan perakit peralatan telegraf terkemuka saat itu, Western Electric. Itu bertujuan untuk memasok peralatan dalam jumlah besar sekaligus menjadikannya pabrik utama. 

Lebih banyak saluran jarak jauh sedang dibangun seiring dengan peningkatan teknologi telepon. Pada 1884, Bell membangun jalur eksperimental antara Boston dan New York. Tahun berikutnya, ia menambahkan jalur Philadelphia-New York. 

Untuk membangun, membiayai, dan mengoperasikan sistem jarak jauhnya, Bell mendirikan American Telephon and Telegraph Company pada 1885 untuk beroperasi sebagai anak perusahaan jarak jauhnya. Pada saat itu, sistem telepon AS yang baru lahir pada dasarnya adalah serangkaian jaringan lokal yang tidak terhubung. Vail, yang ditunjuk sebagai presiden AT&T, ingin mendapatkan jaringan jarak jauh sebelum paten dasar Bell berakhir pada 1894.

Pada saat mendirikan AT&T, Bell memegang kendali kuat atas bisnis telepon. Perusahaannya mengatur jalur jarak jauh perusahaan yang beroperasi dan Western Electric, pemasok utama mereka. Mereka juga berhak mengambil alih properti mereka jika mereka melanggar kontrak.

Belakangan pada 1888, menjadi jelas bahwa jaringan jarak jauh akan menelan biaya lebih dari yang direncanakan. Dan, AT&T kemudian mengalungkan 2 juta dolar AS dalam bentuk obligasi untuk meningkatkan modal. Perusahaan sering mendekat ke investor publik sepanjang sejarahnya untuk mendanai perusahaannya yang terus berkembang.

Selama beberapa dekade, saham AT&T adalah yang paling banyak dimiliki di dunia. Untuk menarik begitu banyak investor, AT&T dipaksa untuk menjadi efisien, meskipun tidak memiliki persaingan nyata sepanjang sejarahnya.

Kemajuan teknis datang secara teratur. Telepon umum pertama yang dioperasikan dengan koin dipasang pada 1889. Selama 1891, layanan dua pihak dan empat pihak diperkenalkan, dan sistem panggil otomatis pertama dipatenkan. Jalur jarak jauh New York-Chicago dibuka pada 1892, dan jalur Boston-Chicago dan New York-Cincinnati dimulai pada 1893.

800px-Alexander_Graham_Bell%2C_first_transcontinental_phone_call%2C_25_Jan_1915.jpg

Bell awalnya memonopoli telepon karena hak patennya, tetapi pada 1894 patennya habis. Alih-alih bersaing dengan menyediakan layanan yang lebih baik dan lebih murah, Bell sering membawa perusahaan telepon independen yang sedang tumbuh ke pengadilan, mengklaim pelanggaran paten.

Karena Western Electric tidak akan menjual peralatan kepada pihak independen, pabrikan baru bermunculan untuk mengakomodasi mereka. Para independen sangat sukses di daerah pedesaan di Barat dan Barat Tengah. Di wilayah tersebut Bell tidak memberikan layanan. 

Sejak 1898, beberapa kota memiliki dua sistem telepon yang tidak terhubung, satu Bell dan satu lagi independen. Persaingan ini memaksa Bell untuk berkembang lebih cepat dari yang seharusnya. Ini melonjak dari 240.000 unit telepon pada 1892 menjadi 800.000 unit pada 1899.

Pada 1900, AT&T mengatur dirinya sendiri ke dalam struktur vertikal yang menjadi ciri khasnya selama beberapa dekade setelahnya. Perusahaan memiliki aset 120 juta dolar AS dibandingkan dengan total 55 juta dolar AS untuk aset para independen, tetapi keuangannya dijalankan terlalu konservatif dan layanannya, konon buruk.

Perusahaan terus berkembang pesat sebelum mengalami serangan antitrust pertamanya pada 1913. Dikenal sebagai Kingsbury Commitment, perusahaan mencapai penyelesaian dengan Departemen Kehakiman AS dengan menjual Western Union. Di sisi lain, kesepakatan juga memberi perusahaan telepon lain kemampuan untuk mengakses jaringan AT&T. Langkah tersebut menelan biaya 10 juta dolar AS dan mengakhiri impian AT&T tentang monopoli telekomunikasi nasional, tetapi hal itu memenangkan penghargaan AT&T dan mengakhiri tekanan yang semakin besar untuk memutusnya.

Kesepakatan itu juga mensyaratkan bahwa AT&T akan membutuhkan persetujuan pemerintah sebelum membeli pesaing. Karena skalanya yang besar, dan kendali jaringan telepon, orang dapat berargumen bahwa kesepakatan ini membantu memperkuat AT&T sebagai monopoli.

Menggunakan amplifier listrik praktis pertama, yang dikembangkan oleh Harold Arnold, AT&T membuka saluran telepon lintas benua pertama pada 1915. Jalur baru ini menghubungkan jaringan yang telah dibangun AT&T ke segala arah dari New York sejak 1885 dengan jaringan terpisah yang telah dibangun oleh anak perusahaan Telepon Pasifik AT&T di Pantai Barat. Akibatnya, telepon di seluruh AS terhubung. 

Spirit_of_Communication_AT%26T_logo_1914.jpg

Panggilan seremonial pertama pada 25 Januari memiliki empat lokasi: New York City, San Francisco, Gedung Putih di Washington, D.C., dan Jekyll Island, Ga., lokasi Presiden AT&T Theodore Vail berada pada saat itu. Layanan tersedia untuk semua pelanggan telepon, tetapi dengan harga awal 20,7 dolar untuk tiga menit pertama antara New York dan San Francisco, dengan volume rendah.

AT&T membentuk Bellcom untuk memasok sebagian besar sistem komunikasi dan panduan untuk program luar angkasa AS sejak 1958 hingga 1969. Bell Labs bekerja secara intensif pada komunikasi satelit, dan satelit AT&T pertama, Telstar, diluncurkan pada 1962. Comsat, setengah publik-setengah perusahaan swasta yang menangani komunikasi satelit AS, didirikan pada 1962, dengan AT&T memiliki 27,5 persen saham dengan biaya 58 juta dolar AS.

AT&T bekerja pada sistem switching elektronik selama periode 1950-an dan 1960-an. Proyek ini lebih rumit dari yang diharapkan, dan pada saat peralatan elektronik pertama dipasang pada 1965, AT&T telah menghabiskan sekitar 500 juta dolar AS untuk proyek tersebut. 

Kecepatan dan otomatisasi yang diberikan oleh saklar elektronik pada sistem telepon memungkinkan peningkatan besar dalam volume lalu lintas pada 1970-an dan 1980-an. Ketika pada saat itu AS pindah ke masyarakat berbasis informasi.

1024px-Lines_and_Metallic_Circuit_Connections%2C_American_Telephone_and_Telegraph_Co%2C_March_1%2C_1891_edit.jpg

Pada 1950-an dan 1960-an, perusahaan lain mulai mencoba mengambil bagian tertentu dari bisnis AT&T. The Hush-a-Phone Company memasarkan sambungan telepon plastik yang mengurangi kebisingan latar belakang. Microwave Communications Inc. (MCI) mencoba untuk membangun layanan jalur pribadi antara Chicago dan St. Louis. Carter Electronics Corporation memasarkan perangkat yang menghubungkan radio dua arah dengan sistem telepon.

AT&T menanggapi dengan melarang koneksi peralatan pesaing Bell Systems. Beberapa investigasi FCC menyusul, dengan keputusan yang menciptakan persaingan untuk peralatan terminal dan layanan jalur swasta antarkota. AT&T mulai menghadapi persaingan serius untuk pertama kalinya dalam 50 tahun.

Penghasilan AT&T mendatar setelah pertumbuhan yang luar biasa di awal 1960-an. Ada juga masalah layanan pada 1969 dan 1970, dengan banyak keluhan konsumen di New York. Kesulitan serupa terjadi di Boston, Denver, dan Houston. AT&T meminjam uang dan menaikkan suku bunga untuk membayar perbaikan.

Masalah yang lebih serius mulai terjadi pada AT&T. Pada awal 1970-an, penjualan oleh industri interkoneksi meningkat, dan bisnis membeli peralatan telepon dari pesaing AT&T. Komisi Kesempatan Kerja Setara AS menuduh AT&T mendiskriminasi perempuan dan minoritas. AT&T menandatangani keputusan persetujuan untuk meningkatkan perekrutan, promosi, dan gaji perempuan serta minoritas.

MCI mengklaim AT&T masih mencegahnya untuk bersaing dan mengajukan gugatan antitrust pada 1974. Situasi menjadi bencana ketika Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengajukan gugatan antitrust lain pada 1974, kali ini meminta pemotongan AT&T. DOJ menuduh AT&T telah menggunakan posisi dominannya untuk menekan persaingan. Gugatan itu berlangsung selama bertahun-tahun.

Selama tahun-tahun gugatan itu, AT&T terus berkembang. Baik 1980 dan 1981 adalah tahun rekor keuntungan. Sebanyak 6,9 miliar AT&T yang dihasilkan pada 1981 adalah keuntungan tertinggi bagi perusahaan mana pun pada saat itu.

Gugatan DOJ akhirnya disidangkan pada 1981. Saat itu, AT&T dan pemerintah sama-sama ingin menyelesaikan kasus tersebut. AT&T ingin sekali masuk ke komputer dan layanan informasi tetapi dicegah melakukannya dengan persetujuan 1956.

5a970cceaae60523008b464b?width=1200&format=jpeg

Pada 1982, FCC mewajibkan AT&T untuk mendirikan anak perusahaan terpisah yang tidak diatur yang disebut American Bell untuk menjual peralatan dan layanan yang ditingkatkan. Pada Januari 1982, AT&T dan DOJ bersama-sama mengumumkan kesepakatan untuk membubarkan Sistem Bell, sambil membebaskan sisa AT&T untuk bersaing di area non-jarak jauh seperti komputer.

Hakim Federal Harold Greene memberikan persetujuan akhir untuk pembubaran AT&T pada Agustus 1983. Saat itu, AT&T adalah perusahaan terbesar di dunia dengan aset 155 miliar dolar AS membuatnya lebih besar dari gabungan General Motors, Mobil, dan Exxon. Setelah perpisahan itu, pada 1 Januari 1984, AT&T memiliki aset 34 miliar dolar AS. 

Pendapatan bersih perusahaan turun dari 7,1 miliar menjadi 2,1 miliar dolar AS, dan tenaga kerjanya berkurang dari 1,09 juta menjadi 385.000. Sebanyak 22 perusahaan operasi regionalnya dibagi menjadi tujuh perusahaan induk regional, dan AT&T kehilangan hak untuk menggunakan nama Bell.

Para pemegang saham AT&T menerima satu saham di masing-masing perusahaan daerah untuk setiap sepuluh saham AT&T yang mereka miliki. AT&T juga kehilangan Yellow Page yang sangat menguntungkan, yang jatuh ke tangan perusahaan regional.

AT&T baru terdiri dari dua bagian utama meliputi AT&T Communications, bisnis jarak jauh, dan AT&T Technologies, sekelompok bisnis lain yang terutama terlibat dalam pembuatan dan penjualan peralatan telekomunikasi untuk konsumen dan bisnis. Western Electric dipecah dan digabung menjadi AT&T Technologies. 

AT&T Technologies awalnya berkonsentrasi pada sistem switching dan transmisi untuk perusahaan telepon. AT&T kalah bersaing dengan pesaing di sektor itu dan ingin melawan. 

Perusahaan juga mengerjakan penjualan peralatan telepon, yang dijual melalui pusat telepon AT&T dan pengecer seperti Sears. American Bell mengubah namanya menjadi AT&T Information Systems dan mulai mengembangkan komputer. AT&T International segera menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Belanda N.V. Philips untuk menjual peralatan switching di seluruh dunia, mendirikan AT&T Network Systems International.

800px-BellWesternElectricRotaryPhoneC.jpg

Untuk membantu membayar pemisahan itu, AT&T mengambil biaya kuartal keempat sebesar 5,2 miliar dolar AS pada 1984, yang terbesar pada saat itu. Akan tetapi, AT&T sekarang bebas untuk terjun ke bisnis komputer, bidang yang telah lama didambakannya sejak dekrit persetujuan 1956, dan perusahaan tersebut mulai menghabiskan ratusan juta dolar untuk mengembangkan dan memasarkan lini komputer.

James E. Olson menjadi presiden AT&T pada 1985, memotong 24.000 pekerja dari divisi informasi akhir tahun itu untuk meningkatkan keuntungannya. Pada 1986, Olson menjadi pimpinan utama, dan Robert E. Allen menjadi presiden. Olson berkonsentrasi pada manajemen sentralisasi dan memfokuskan kembali strategi perusahaan di sekitar gagasan mengelola arus informasi.

Perusahaan memilih Brussel, Belgia, sebagai lokasi kantor pusat regionalnya yang melayani Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Itu juga memulai usaha patungan dengan perusahaan di Spanyol, Italia, Irlandia, Denmark, Korea Selatan, dan Taiwan untuk memasukkan produk telekomunikasi ke pasar luar negeri. Namun, pendapatan asing hanya menyumbang 10 persen dari pendapatan perusahaan, dibandingkan dengan 40 persen untuk banyak perusahaan multinasional lain yang berbasis di AS.

Sayangnya, operasi komputer AT&T kehilangan 1,2 miliar dolar AS pada 1986 saja. Pada akhir tahun, perseroan melakukan restrukturisasi operasional komputer dengan berkonsentrasi pada komputer berbasis telekomunikasi dan sistem komputer. Ini merancang sistem khusus untuk American Express yang secara otomatis menelepon pelanggan sambil meletakkan informasi pelanggan di layar terminal.

1024px-Att_building_LA.jpg

Western Electric diganti namanya menjadi AT&T Technologies dan dibagi menjadi beberapa unit yang berfokus pada kelompok pelanggan tertentu, seperti Sistem Jaringan AT&T dan Produk Konsumen AT&T. Ini, bersama dengan Bell Labs, akan sepenuhnya bergabung dan diserap ke dalam Perusahaan Telepon dan Telegraf Amerika pada 1991. Pada tahun yang sama, AT&T menghentikan layanan telegraf.

Setelah usahanya sendiri untuk menembus pasar komputer gagal, pada 1991, AT&T mengakuisisi NCR Corporation (National Cash Register). Dari sini perusahaan berharap dapat memanfaatkan komputer pribadi yang sedang berkembang dan pasar server jaringan Unix, tetapi tidak dapat memperoleh keuntungan finansial atau teknologi yang langgeng dari penggabungan. 

Setelah deregulasi industri telekomunikasi AS melalui Telecommunications Act 1996, NCR diinvestasikan kembali. Pada saat yang sama, mayoritas AT&T Technologies dan Bell Labs yang terkenal dipisahkan sebagai Lucent Technologies. Industri secara keseluruhan memiliki banyak reorganisasi lain sejak 1990-an, baik karena deregulasi maupun karena kemajuan teknologi yang mengurangi permintaan dan kekuatan harga di telekomunikasi.

Pada 1994, AT&T membeli divisi seluler terbesar, McCaw Cellular, seharga 11,5 miliar dolar AS dan memulai divisi selulernya dengan 2 juta pelanggan. Setahun kemudian, AT&T membeli penyedia jarak jauh Alaska Communications System. Persetujuan FCC mengharuskan perusahaan dijalankan sebagai anak perusahaan AT&T daripada penyerapan yang lebih mungkin ke AT&T Communications, yang memberi perusahaan nama AT&T Alascom.

Pada 1998, AT&T mengumumkan aliansi senilai 1 miliar dolar AS dengan BT untuk menawarkan layanan voice over IP (VoIP) global, yang disebut Concert. Sayangnya ini malah memicu desas-desus tentang potensi penggabungan. 

Tetapi para pihak berjuang untuk mengontrol proyek bahkan tidak bisa menyetujui nama aliansi. Pada pertengahan 2001, pelanggan diarahkan untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan induk, dan Concert Communications Services, sebutan untuk usaha itu akhirnya diketahui, dibatalkan pada Oktober tahun itu.

Juga pada 1999, AT&T membayar 5 miliar dolar AS untuk membeli bisnis Jaringan Global IBM, yang menjadi AT&T Global Network Services. Sebagai bagian dari perjanjian pembelian, IBM memberikan AT&T kontrak lima tahun senilai 5 miliar dolar AS untuk menangani sebagian besar kebutuhan jaringan IBM.

kmi-sign1.jpg

AT&T kemudian mengalihkan sebagian dari pemrosesan aplikasi dan pekerjaan pengelolaan datanya ke IBM. Rekan kerja samanya itu juga berkomitmen untuk melakukan penagihan dan pemasangan untuk pelanggan jarak jauh AT&T dalam kesepakatan 10 tahun senilai 4 miliar dolar AS dan mengasumsikan pengelolaan pusat pemrosesan data AT&T.

Terlepas dari perkembangan positif ini, AT&T masih mengalami masalah. NCR khususnya tidak mendapatkan keuntungannya dan kehilangan 600 juta dolar AS pada 1994. Keuntungan layanan jarak jauh AT&T menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan, tetapi persaingan semakin ketat. 

Pada 20 September 1995, perusahaan mengumumkan pemisahannya lagi, kali ini menjadi tiga entitas terpisah. Yang terbesar akan dikenal sebagai AT&T Corporation dan terutama terdiri dari bisnis jarak jauh, AT&T Wireless, Kartu Kredit Universal, dan AT&T Labs. Yang terbesar berikutnya adalah Lucent Technologies, yang akan terdiri dari operasi produk konsumen dan bisnis perusahaan serta Bell Labs. Yang terkecil adalah NCR Corporation, yang kurang lebih terdiri dari apa yang terjadi ketika AT&T membelinya empat tahun sebelumnya. 

Perpecahan itu, restrukturisasi perusahaan terbesar dalam sejarah, dilakukan melalui spin-off saham kepada pemegang saham AT&T. Sekitar 40.000 karyawan perusahaan juga diperkirakan akan kehilangan pekerjaan.

Perkembangan lain saat ini termasuk AT&T pertama kali terjun ke dunia dunia maya, dengan diperkenalkannya berbagai layanan akses internet bisnis dan rumah. Juga, pada Februari 1996, Kongres mengeluarkan undang-undang telekomunikasi baru yang mengakhiri monopoli bagi penyedia layanan telepon lokal. AT&T berjanji untuk kembali hadir di arena servis lokal, meskipun hal ini memerlukan jalur penyewaan dari Baby Bells yang sebagian besar tidak ramah.

Dalam bulan-bulan setelah restrukturisasi perusahaan, moral perusahaan dan kepercayaan investor mereda karena upaya AT&T untuk menyempurnakan rekonfigurasi berjalan lambat. CEO Bob Allen, mendekati tanggal pensiun yang direncanakan pada Januari 1998, melihat penggantinya yang dipilih ditolak oleh dewan pada pertengahan 1997.

Akhirnya, pada 1 November, CEO Hughes Electronics C. Michael Armstrong disetujui untuk mengambil alih kendali di AT&T, dan Allen mengundurkan diri.

597f59fb4528e665038b4d92?width=1100&format=jpeg&auto=webp

Armstrong dengan cepat mulai menerapkan strategi baru. Dia menjual unit kartu kredit perusahaan kepada Citibank seharga 3,5 miliar dolar AS, dan bisnis outsourcing komunikasinya ke Cincinnati Bell seharga 625 juta dolar AS. Dia membeli Teleport Communications Group, pembawa layanan bisnis pertukaran lokal di New York dan 65 kota lainnya, seharga 11,3 miliar dolar AS. 

Upaya internasional, yang selalu menjadi titik lemah AT&T, didorong oleh pembentukan usaha patungan dengan British Telecom. Biaya periklanan dipotong untuk kedua kalinya dalam dua tahun, dan tambahan 18.000 PHK diumumkan. Langkah terbesar Armstrong selama tahun pertamanya terjadi pada musim panas 1998, ketika ia membuat kesepakatan untuk membeli raksasa televisi kabel TCI senilai 53,5 miliar dolar AS dalam persediaan.

Pada bulan Desember, kesepakatan senilai 5 miliar dolar AS dicapai untuk membeli bisnis akses Internet Jaringan Global IBM, yang diharapkan dapat memberikan titik awal untuk usaha patungan dengan British Telecom.

Kinerja tahun pertama Armstrong mendapatakan sambutan hangat. Ia melanjutkan kerjanya dengan kecepatan penuh pada 1999 dengan akuisisi senilai 60 miliar dolar dari penyedia kabel besar kedua, MediaOne. 

800px-AT%26TOrange.JPG

Dalam pertempuran sengit, AT&T mengalahkan Comcast dan Microsoft. Sebagai bantuan untuk yang terakhir, kesepakatan dicapai untuk menjual saham AT&T raksasa komputer itu senilai 5 miliar dolar AS dan untuk menggunakan produk Microsoft dalam kotak kabel baru perusahaan

Visi Armstrong untuk masa depan AT&T adalah menawarkan layanan telepon dan internet melalui jaringan TV kabel yang baru diperoleh, dengan memanfaatkan kapasitas transmisi data yang besar yang mereka tawarkan. Ini akan menghilangkan kecepatan download lambat yang dialami oleh pengguna internet yang terhubung melalui saluran telepon dan modem.

Satu hal yang konstan selama perkembangan AT&T adalah perubahan, terutama selama paruh kedua abad ke-20. Ketika perusahaan bersiap untuk abad ke-21, ketidakkekalannya benar-benar terbentuk, karena AT&T berjuang untuk menemukan identitas yang langgeng untuk dirinya sendiri.

Pada Oktober 2000, sedikit lebih dari dua tahun setelah Armstrong menyambut awal era baru AT&T, perusahaan mengumumkan rencana untuk membagi menjadi empat perusahaan terpisah. Visi Armstrong menggunakan jaringan TV kabel untuk memberikan akses internet broadband dan layanan telepon lokal ke pelanggan perumahan telah ditinggalkan, disimpan demi menciptakan empat bisnis yang berbeda: AT&T Consumer, AT&T Business, AT&T Broadband, dan AT&T Wireless. 

"Pembentukan empat perusahaan ini," kata Armstrong dalam wawancara 6 November 2000 kepada Business Week, "adalah fondasi jalan menuju penciptaan nilai. Perjalanannya tidak sederhana, tetapi saya yakin ini akan berhasil."

Saat perusahaan memasuki dekade baru, proses pelucutan diri untuk mengambil posisi strategis baru dimulai lagi, meskipun tidak sesuai dengan rencana Armstrong.  Aspek utama bisnis AT&T dipecah membuat perusahaan fokus pada dua area bisnis. 

Pada pertengahan 2001, Comcast Corp. menawarkan 40 miliar dolar AS untuk AT&T Broadband, yang pada akhirnya memperoleh aset setelah menaikkan penawarannya menjadi 72 milyar dolar AS pada akhir 2001. 

1024px-Randall_Stephenson%2C_CEO_of_AT%26T.jpg

Pada awal 2004, Cingular Wireless dan Vodafone Group meluncurkan perang penawaran untuk AT&T Wireless, dengan penawaran tunai Cingular sebesar 41 miliar dolar AS muncul sebagai pemenang. Kesepakatan itu disetujui oleh pemegang saham AT&T pada Mei 2004, meninggalkan AT&T dengan dua segmen bisnis, layanan konsumen AT&T dan layanan bisnis AT&T.

Pada akhir 2004, AT&T bersiap untuk memulai era baru. Bisnis telepon rumah perusahaan, yang dijelaskan oleh Armstrong dalam wawancara 8 November 2000 dengan Knight Ridder dari Tribune Business News sebagai "dalam penurunan sistemik", menawarkan sedikit peluang untuk pertumbuhan di masa depan. 

Pada Juli 2004, perusahaan mengumumkan akan berhenti merayu pelanggan perumahan dan sebagai gantinya memfokuskan masa depan pada segmen layanan bisnisnya. 

Di tahun-tahun mendatang, AT&T berencana untuk menyediakan layanan komunikasi suara dan data global untuk klien mulai dari bisnis kecil hingga konglomerat multinasional besar, berharap keahliannya dalam jaringan, protokol Internet (IP), dan layanan e-commerce akan memberikan landasan yang stabil untuk masa depan.

Pada 2005, SBC mengakuisisi AT&T sehingga menciptakan AT&T baru, pemimpin dalam komunikasi global untuk bisnis. Akuisisi BellSouth pada 2006 mengonsolidasikan kepemilikan Cingular Wireless. Dan AT&T menjadi pemimpin salah satu transformasi paling signifikan dalam komunikasi sejak penemuan telepon, kelahiran internet seluler.

Pada September 2013, AT&T mengumumkan akan melakukan ekspansi ke Amerika Latin melalui kolaborasi dengan America Movil dari Carlos Slim. Pada 17 Desember 2013, AT&T mengumumkan rencana untuk menjual operasi kabel Connecticut-nya ke Frontier Communications yang berbasis di Stamford.

Sekitar 2.700 karyawan telepon kabel yang mendukung operasi AT&T di Connecticut akan ditransfer dengan bisnis ke Frontier, serta 900.000 koneksi suara, 415.000 koneksi broadband, dan 180.000 pelanggan video U-ayat.

Pada 18 Mei 2014, AT&T mengumumkan telah setuju untuk membeli DirecTV. Dalam kesepakatan tersebut, yang telah disetujui oleh dewan direksi kedua perusahaan, pemegang saham DirecTV akan menerima 95 dolar AS per saham dalam bentuk tunai dan saham, nilai kesepakatan tersebut berada pada 48,5 miliar dolar AS. Termasuk utang yang diasumsikan, harga pembelian total sekitar 67,1 miliar dolar AS. 

Kesepakatan itu bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar AT&T di sektor TV berbayar. Ini juga akan memberi AT&T akses ke pasar Amerika Latin yang berkembang pesat, saat DirecTV memiliki 18 juta pelanggan. 

105527415-1540399942369johnstankey5.jpeg?v=1540399960

Selain itu, pembelian tersebut akan memungkinkan AT&T menawarkan TV melalui jalur serat optik dan satelit dengan mempertahankan merek DirecTV sebagai anak perusahaan yang terpisah, dan memberi perusahaan fleksibilitas yang lebih besar dalam membuat paket TV/telepon/internet.

Kesepakatan itu akan menghadapi persetujuan regulasi oleh FCC, Departemen Kehakiman AS, dan beberapa pemerintah Amerika Latin. Diperkirakan butuh waktu sekitar 12 bulan untuk menyelesaikannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: