Sebelummnya, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Doni Koesoema Albertus mengatakan, "masih ada perbedaan di antara sekolah negeri dan swasta di berbagai daerah di Indonesia. Khususnya, Pulau Jawa dan luar Jawa." katanya.
Selain itu, terdapat tiga faktor penghambat kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu:
- Sistem pembelajaran dan kurikulum pendidikan.
- Tenaga didik yang berkualitas masih kurang.
- Pemerataan pendidikan tidak seimbang.
Global Competitiveness Index 2017-2018 juga merilis data, bahwa Indonesia menduduki peringkat 36 dari 137 negara. Director of PSF School Development Outreach Gusman Yahya menuturkan, angka tersebut menunjukkan Indonesia masih harus terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang pendidikan. Baca Juga: Nadiem Tegaskan Sampoerna dan Tanoto Tak Pakai Dana Negara
Selama ini, kurikulum pendidikan di Indonesia masih mengikuti negara lain yang dianggap berhasil. Hal itulah yang menyebabkan sistem kurikulum di Indonesia selalu berubah-ubah.
Yayasan Putera Sampoerna Ikut Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
Para tenaga didik di Indonesia harus memiliki kualitas dan keterampilan yang sepadan dengan tenaga didik luar negeri. Setiap anak di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, asalkan mereka diberikan kesempatan.
Putera Sampoerna Foundation telah menjangkau lebih dari 92.000 guru, 155.000 siswa, 855 sekolah, dan 40 madrasah di 57 daerah serta 27 provinsi di Indonesia. PSF memiliki komitmen yang besar untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia.
Sebagai bagian dari Sampoerna Schools System, PSF mendirikan School Development Outreach (SDO) untuk meningkatkan kualitas sekolah dan akses yang lebih baik lagi agar profesionalitas guru bisa berkembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: