Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Petrokimia Milik Orang Terkaya Operasikan Pabrik Baru

Perusahaan Petrokimia Milik Orang Terkaya Operasikan Pabrik Baru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan petrokimia milik orang terkaya ke-4 Indonesia, Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah mulai mengoperasikan kedua unit pabrik MTBE dan B1 yang pertama kalinya ada di Indonesia. Konstruksi kedua pabrik berhasil diselesaikan sesuai jadwal walaupun di tengah masa pandemi, demi tetap mendukung target pemerintah Indonesia untuk mensubstitusi impor melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang diusung oleh Kementerian Perindustrian.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bila Industri petrokimia di Indonesia memiliki peran penting dalam mensubstitusi impor, oleh karena itu perlu kita dorong untuk tumbuh.

“Selain substitusi impor, perusahaan petrokimia seperti Chandra Asri juga mampu menarik investor baru yang tentunya akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia,” kata Agus, di Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Baca Juga: Ambisi Perusahaan Petrokimia Milik Prajogo Pangestu Gak Main-Main

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian tahun 2018, Indonesia masih mengimpor produk kimia methanol, termasuk turunannya yaitu MTBE maupun B1, senilai Rp 174 triliun. Selama ini, impor produk methanol dan turunannya di Indonesia berasal dari negara beberapa negara.

Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra, mengatakan prioritas utama perseroan adalah mendukung pemerintah dan industri dalam negeri dalam mengurangi ketergantungan impor.

“Dengan beroperasinya pabrik baru ini, kami berharap tujuan pemerintah mengurangi impor sampai 35% di tahun 2022 dapat tercapai,” ucapnya ddalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Prajogo Pangestu Angkat Kaki dari Orang Terkaya ke-3 Gara-Gara...

Konstruksi pabrik MTBE dan B1 milik Chandra Asri ini dilakukan oleh Toyo Engineering Corporation (TOYO) and PT. Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) semenjak tahun 2018. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Toyo dan IKPT karena berhasil menyelesaikan konstruksi ini semasa pandemi, sehingga operasional pabrik dapat dimulai sesuai rencana kami,” tambah Erwin Ciputra.

Kedua pabrik ini juga merupakan pabrik pertama di Indonesia yang menggunakan Lummus Technology, salah satu teknologi processing pabrik petrokimia paling mutakhir di dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: