Pihak sekolah telah mengatakan bahwa guru yang diduga menghukum bocah itu akan dibawa ke jalur hukum sesegera mungkin.
"Sekolah menyetujui kompensasi atas kematian Potay dan mereka menanggung semua biaya yang terkait dengan tragedi tersebut," ucap pamannya.
Paman Potay mengatakan bahwa kasus ini harus menjadi contoh agar para guru lain di luar sana tidak menghukum muridnya terlalu keras dan tanpa alasan yang kurang jelas.
"Saya ingin kasus ini menjadi contoh, agar guru lain tidak menghukum murid-muridnya sekaras yang mereka lakukan kepada keponakan saya," tuturnya.
Bulan lalu juga terdapat kasus seorang siswa yang pingsan lalu meninggal setelah diduga dipaksa berlari delapan lap sebagai hukuman karena melakukan kesalahan saat latihan pemandu sorak.
Phornphiphat Eaddam, 20, mengambil bagian dalam suatu acara sebagai pemandu sorak di lapangan voli Universitas Phuket Ratchapat di Thailand Selatan pada 19 Agustus lalu.
Namun. dia dilaporkan membuat suatu kesalahan selama acara tersebut dan dihukum berlari delapan lap di lapangan pada siang hari dengan suhu lebih dari 30 Celsius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: