Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Perkasa Tiada Tara, Rupanya Gara-Gara....

Dolar AS Perkasa Tiada Tara, Rupanya Gara-Gara.... Kredit Foto: Unsplash/Alexander Mils
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar AS mengalami kenaikan tajam pada perdagangan Selasa, 22 September 2020. Diperparah oleh sentimen domestik, rupiah saat ini tertekan signifikan ke kisaran Rp14.788 per dolar AS. 

Rupiah bukan satu-satunya mata uang yang tunduk terhadap dolar AS. Dilansir dari RTI, mata uang Paman Sam itu tengah perkasa melawan sebagian besar mata uang global, seperti dolar Australia, euro, dolar Kanada, dolar Hong Kong, dan baht.

Baca Juga: Dolar AS dan Global Balas Dendam Bekali-Kali Lipat, Rupiah Tamat!

Ada beberapa faktor yang membuat posisi dolar AS superior atas mata uang dunia, salah satunya adalah kekhawatiran pelaku pasar yang kembali meningkat pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, pelaku pasar juga tengah dihadapkan oleh potensi lockdown beberapa wilayah Eropa untuk menekan penyebaran Covid-19 yang diklaim dapat kembali melumpuhkan perbaikan ekonomi dunia.

Kekhawatiran pelaku pasar juga meningkat di tengah kabar penundaan perluasan stimulus AS. Sebagaimana diwartakan Reuters, kekhawatiran pelaku pasar terhadap penundaan langkah stimulus AS meningkat setelah Kongres AS tetap menemui jalan buntu selama berminggu-minggu atas besaran dan bentuk tagihan tanggapan virus corona lainnya, di mana angka yang sudah disahkan menjadi undang-undang mencapai sekitar US$3 triliun.

Baca Juga: Berdarah-Darah, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok Gede-Gedean

"Kami tidak dapat melihat berita positif di cakrawala dalam waktu dekat untuk pasar rebound," tegas Executive Director for Institutional Sales at Hong Kong Brokerage UOB Kay Hian, Steven Leung, dikutip dari Reuters, Jakarta, Selasa, 22 September 2020.

Pada saat yang bersamaan, saham-saham bank besar di dunia anjlok di bawah tekanan atas sentimen 'uang panas', di mana HSBC dan Standard Chartered termasuk menjadi pemberi pinjaman global yang disebut telah mentransfer lebih dari US$2 triliun dana milik tersangka selama hampir dua dekade.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: