Pemerintah melalui PLN mempunyai rencana membangun PLTS Terapung alias floating PV power plant berkapasitas hingga 145 Megawatt di Waduk Cirata, Jawa Barat. Proyek yang rencananya akan dimulai awal 2021 itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik PLN yang terus meningkat. Teknologi ini (PLTS Terapung Bifacial) cocok dan tepat untuk diterapkan pada rencana proyek tersebut.
“Sebagai perusahaan anak bangsa, JSKY sudah siap berkontribusi pada proyek tersebut dengan dukungan kemampuan produksi solar panel double glass dan teknik pengapungan. Bahkan, Solar panel produksi kami sudah mendapatkan sertifikasi produk nasional ataupun internasional,” tambah Firsky.
Pada forum tersebut juga disampaikan, JSKY berencana menerbitkan saham baru sebanyak 199.188.920 lembar dengan harga penawaran pada pelaksanaan sebesar Rp 500 per lembar, dengan harga nominal Rp 50 per lembar. Penerbitan saham baru ini akan diikuti dengan penerbitan waran sebanyak-banyaknya 707.120.666 dengan harga pelaksanaan waran Rp 650 dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor kepada para pemegang saham melalui mekanisme penawaran umum terbatas dengan HMETD. Untuk melaksanakan right issues ini, direksi akan meminta persetujuan para pemegang saham melalui RUPSLB pada 2 Oktober 2020 pekan depan.
Menurut direksi, penambahan modal perseroaan yang didapat melalui right issues ini, salah satunya akan digunakan untuk memperkuat modal perseroan dalam program perluasan pabrik solar modul milik JSKY, di Cisalak, Bogor. Saat ini permintaan ekspor solar modul JSKY terus meningkat, dengan permintaan pasar dari Jepang, Singapura, Jerman, Finlandia, Kanada, dan Amerika Serikat. Permintaan pasar ekspor masih tinggi, sehingga perluasan pabrik tidak bisa ditunda, tutup Firsky Kurniawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil