Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Cadangan Wajib?

Apa Itu Cadangan Wajib? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cadangan wajib adalah cadangan yang disyaratkan oleh bank dunia, dimana bank sentral menetapkan jumlah minimum cadangan wajib yang harus disimpan oleh bank umum. Cadangan wajib umumnya ditentukan oleh bank sentral agar jumlah cadangan tidak kurang dari jumlah tertentu atau dari jumlah kewajiban setoran bank komersial kepada pelanggannya.

Cadangan bank umum biasanya terdiri dari uang tunai yang dimiliki oleh bank dan disimpan secara fisik di brankas bank, ditambah jumlah saldo bank komersial di rekening bank dengan bank sentral.

Baca Juga: Apa Itu Cadangan Sekunder?

Cadangan wajib merupakan salah satu dari tiga alat utama kebijakan moneter, dua alat lainnya adalah operasi pasar terbuka dan tingkat diskonto.

Rasio cadangan wajib minimum yang diperlukan sebagai alat dalam kebijakan moneter memengaruhi tingkat pinjaman dan suku bunga negara dengan mengubah jumlah dana yang tersedia bagi bank untuk melakukan pinjaman. Lembaga yang menyimpan cadangan dengan jumlah lebih dari yang ditentukan maka disebut memiliki cadangan lebih.

Bank meminjamkan dana kepada pelanggan berdasarkan sebagian kecil dari uang tunai yang mereka miliki. Pemerintah membuat satu persyaratan yaitu menyimpan sejumlah simpanan untuk menutupi kemungkinan penarikan. Jumlah ini disebut persyaratan cadangan, dan ini adalah tingkat yang harus disimpan bank sebagai cadangan dan tidak diizinkan untuk meminjamkan.

Dengan meningkatkan cadangan wajib minimum, bank sentral pada dasarnya mengambil uang dari jumlah uang beredar dan meningkatkan biaya kredit. Sementara itu, menurunkan cadangan wajib minimum memompa uang ke dalam perekonomian dengan memberikan cadangan lebih untuk bank, yang dapat mendorong ekspansi kredit bank dan menurunkan suku bunga.

Cadangan wajib adalah alat lain yang dimiliki bank sentral untuk mengontrol likuiditas dalam sistem keuangan. Dengan mengurangi persyaratan cadangan, bank sentral menjalankan kebijakan moneter ekspansif.

Sebaliknya, ketika menaikkan persyaratan, bank sentral menjalankan kebijakan moneter kontraktif. Tindakan ini memotong likuiditas dan menyebabkan ekonomi menjadi dingin.

Praktik memegang cadangan dimulai dengan bank komersial pertama pada awal abad ke-19. Setiap bank memiliki uang kertasnya sendiri yang hanya digunakan di dalam wilayah geografis operasinya. Menukar uang kertas tersebut dengan uang kertas lain di wilayah lain membutuhkan biaya mahal dan berisiko karena kurangnya informasi mengenai dana di bank lain.

Untuk mengatasi masalah ini, bank-bank di New York dan New Jersey, AS telah mengatur penebusan sukarela di cabang masing-masing dengan syarat bahwa bank penerbit dan bank penebus sama-sama mempertahankan simpanan emas yang disepakati atau yang setara.

Lebih lanjut, Undang-Undang Bank Nasional tahun 1863 memberlakukan persyaratan cadangan 25 persen untuk bank-bank di bawahnya. Persyaratan tersebut dan pajak atas uang kertas negara pada tahun 1865 memastikan bahwa uang kertas nasional menggantikan mata uang lain sebagai alat tukar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: