Bupati Teluk Bintuni yang kerap disapa Piet ini mengatakan bahwa, potensi industri kopi bisa menjadi geliat ekonomi baru yang diselaraskan dengan perubahan demografi Teluk Bintuni nantinya, setelah industri Petrokimia dan lainnya mulai berdiri.
“Industri kopi di Indonesia, bahkan dunia ini kan dari dulu tidak pernah mati. Bahkan sekarang begitu banyaknya warung kopi yang menjamur kan? Nah Bintuni ini punya potensi lahan yang bisa dimaksimalkan. Jika pandemi ini selesai, kita segera garap itu perkebunan untuk melihat hasilnya. Doakan saja pandemi ini segera selesai. Nantinya potensi ini tentu akan menjadi geliat tersendiri. Misalnya dengan adanya perkebunan kopi, nanti coffee shop juga akan bertebaran di kabupaten ini untuk melayani potensi keramaian di Teluk Bintuni akibat munculnya berbagai industri di depan,” katanya.
Ditambahkannya, industri kopi mulai dari perkebunan sampai pasca produksi ini tentu membutuhkan skill-skill baru.
"Ini yang tadi saya bilang selaras dengan pembangunan manusia di Teluk Bintuni. Nanti akan ada pelatihan, kita datangkan dari tenaga-tenaga ahli tentang tanaman kopi, juga coffee connoisseur (ahli tester kopi), juga peracik-peracik kopi atau barista baik itu lokal maupun luar Bintuni untuk melakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat di Teluk Bintuni,” kata Piet.
Menurutnya, dari industri kopi akan memunculkan tiga potensi profesi yang akan memaksimalkan pembangunan SDM di Teluk Bintuni. Ini merupakan potensi pengenalan pariwisata Teluk Bintuni.
“Jika transfer pengetahuan itu sudah berjalan, maka kita Teluk Bintuni, akan punya potensi profesi baru. Dari pelaku-pelaku perkebunan kopi baru, ahli tester baru, barista-barista baru. Nah barista-barista dari Teluk Bintuni, ini akan kita sertakan pada perhelatan-perhelatan kopi di Indonesia dan dunia. Katakanlah mereka merupakan duta pariwisata dan duta kopi. Untuk memperkenalkan varian kopi Teluk Bintuni. Ini memang butuh waktu, tapi kita bisa. Saya yakin kita bisa. Dengan partisipasi kita di ajang perkopian Indonesia dan internasional, orang akan semakin mengenal Teluk Bintuni," ujarnya.
Dan dengan semakin dikenalnya Teluk Bintuni di ajang kopi ini, diharapkan pula bisa lebih memperkenalkan lagi tentang keindahan Teluk Bintuni lainnya, salah satunya hutan mangrove.
"Jadi ini paket lengkap. Bintuni bergeliat, bukan hanya dari industri SDA tak terbarukan, tapi potensi palawija dan pariwisata juga kita punya. Apalagi sekarang kita sedang bangun hotel bintang empat. Ini pas, sudah,” lanjutnya.
“Pemuda-pemudi Teluk Bintuni jangan takut mencoba hal baru, misalnya jadi barista, atau ahli kopi yang akan menjadi semacam guide untuk wisatawan yang ingin melihat perkebunan kopi kita nantinya di depan. Kita jangan cuma berharap jadi karyawan industri, tapi munculnya profesi-profesi baru seperti peracik ini keren lho. Ya kita doakan pandemi ini supaya segera berakhir, agar potensi kopi ini bisa kita garap secepatnya," ujar Piet.
Oleh karenanya, masyarakat juga diminta konsisten dan patuh pada protokol kesehatan agar pandemi Covid-19 ini segera berlalu.
"Ingat 3M, Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak. Tuhan sayang Teluk Bintuni,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: