Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: JPMorgan Chase, Gudang Uang Terbesar Amerika Serikat

Kisah Perusahaan Raksasa: JPMorgan Chase, Gudang Uang Terbesar Amerika Serikat Kredit Foto: Bloomberg/Scott Eells

Bank National Chase, 1877-1955

Abad ke-18 dan 19 di AS menyimpan banyak cerita perjuangan. Di bagian kota lain di Manhattan, Chase National Bank didirikan di New York pada 1877. Penggunaan kata 'Chase' diambil dari nama Salmon P. Chase, seorang Menteri Keuangan di bawah Presiden Abraham Lincoln. 

Chase baru berkembang pada 1911 ketika perusahaan itu diambil alih oleh Albert Henry Wiggin. Setelahnya, Chase tumbuh menjadi kekuatan baru di Wall Street. Di usia 36 tahun, Wiggin menjadi wakil presiden termuda dalam sejarah perusahaan. Ia kemudian menjabat presiden bank dan ketua dewan direksi masing-masing pada 1911 dan 1917.

The_Chase_National_Bank_of_the_City_of_New_York%2C_Specimen_Stock_Certificate.jpg

Saat itu, Chase dikategorikan sebagai bank kecil. Di bawah Wiggin, bank memperluas bisnisnya melalui kegiatan penawaran layanan perbankan yang lebih banyak. 

Wiggin membantu mendirikan Mercantile Trust pada 1917. Di tahun yang sama pula, ia mengorganisir Chase Securities Corporation, sebuah perusahaan untuk mendistribusi dan menjamin saham dan obligasi. Afiliasi ini segera menjadi kekuatan utama di pasar ekuitas. Selain itu, Wiggin menjalin hubungan yang kuat dengan bisnis besar dengan merekrut direktur bank dari perusahaan paling berpengaruh di AS

Kontribusi terbesar Wiggin bagi bank adalah pengaturan serangkaian penggabungan selama 1920-an. Sementara di awal 1930-an, Chase sukses mengambil tujuh bank besar di New York. Yang terbesar, Equitable Trust Company, memiliki sumber daya lebih dari 1 miliar dolar AS ketika diakuisisi pada 1930. Setelahnya Chase mendapatkan bank terbesar kedelapan di AS pada saat itu, dimiliki oleh John D. Rockefeller dan dipimpin oleh mertua Rockefeller, Winthrop Aldrich. 

Namun, pada 1932, kepemimpinan di Chase berubah secara dramatis. Wiggin telah menggunakan tidak hanya dananya sendiri, tetapi juga dari bank untuk terlibat dalam spekulasi saham, dan tahun itu terpaksa mengundurkan diri. Selain itu, diketahui bahwa selama jatuhnya pasar saham pada 1929, Wiggin telah menghasilkan 4 juta dolar AS dengan menjual saham Chase.

Chase_logo_pre_historical.jpg

Winthrop Aldrich mengarahkan operasi bank dari pertengahan 1930-an hingga akhir Perang Dunia II. Pada 1955, Aldrich mengatur merger antara Chase dan Bank of Manhattan, yang pada saat itu menjadi bank terbesar ke-15 di negara itu.

Chase Manhattan, 1955-1981

Sejak merger antara Chase dan Bank of Manhattan, ada sosok kuat pendorong baru di balik aktivitas bank, yaitu David Rockefeller.  Rockefeller telah bergabung dengan Chase sebagai asisten manajer departemen luar negeri. Pada awal 1950-an, dia adalah kepala departemen metropolitan bank.

Setelah merger selesai, David diangkat menjadi wakil presiden eksekutif dan diberi tugas untuk mengembangkan bank terbesar di New York. Pada saat yang sama ia juga diangkat menjadi wakil ketua komite eksekutif.  

800px-John_D._Rockefeller%2C_Jr._%281915%29.jpg

Pada tahun 1969, David menjadi ketua dewan direksi.  Pada tahun yang sama Chase Manhattan Corporation didirikan dan Chase Manhattan Bank N.A. menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya.

Hubungan erat antara Chase dan kemapanan politik AS yang berlaku ini pasti menarik bank tersebut ke dalam kontroversi. Pada 1965, keputusan Chase untuk membeli saham utama di bank terbesar kedua di Afrika Selatan memicu kampanye yang intens oleh kelompok hak-hak sipil untuk membujuk lembaga dan individu agar menarik uang mereka dari sebuah perusahaan yang jelas-jelas mendukung rezim apartheid. 

Pada 1966, protes luas ditujukan terhadap bank tersebut menyusul keputusan David untuk membuka cabang Chase di Saigon. Sebagai pendukung kuat keterlibatan AS dalam Perang Vietnam, ia melakukan perjalanan ke ibu kota Vietnam Selatan untuk membuka gedung secara pribadi.

Kontroversi luar negeri David Rockefeller dan Chase berlanjut hingga 1970-an. Selama ini, Shah Iran telah menjadi nasabah bank terbaik di Timur Tengah. Deposit 2,5 miliar dolar AS Iran dari keuntungan minyak berjumlah sekitar delapan persen dari total simpanan Chase pada 1975.

Ketika Shah jatuh dari kekuasaan pada 1979, David Rockefeller-lah yang, bersama dengan Henry Kissinger --pada saat itu menjadi ketua penasihat internasional firma tersebut-- membujuk administrasi Carter untuk mengizinkan shah masuk ke AS. Wallstreetbmb.jpg

Tahun 1970-an adalah masa yang sulit bagi perusahaan. Chase kehilangan bisnis domestik yang signifikan karena bank regional mengurangi ketergantungan mereka pada Chase Manhattan untuk pertumbuhan dan ekspansi mereka sendiri. Selain itu, Chase kehilangan jutaan dolar dalam bentuk pinjaman buruk ke negara-negara Amerika Latin, yang mengakibatkan bank tersebut ditempatkan dalam daftar 'bank bermasalah' Federal Reserve.

Meskipun pendapatan asing perusahaan meningkat dari satu setengah menjadi dua pertiga dari total pendapatannya selama ini sebesar hampir 4 miliar dolar AS, namun bank kesulitan bersaing dengan ekspansi agresif Citibank. Namun demikian, Chase tetap menjadi bank terbesar ketiga di negara itu, dengan 226 cabang di New York City dan 105 cabang serta 34 anak perusahaan di seluruh dunia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: