Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Jadi Berkah, Pria Ini Jadi Miliarder Dunia Berkat Tanda Tangan Elektronik!

Pandemi Jadi Berkah, Pria Ini Jadi Miliarder Dunia Berkat Tanda Tangan Elektronik! Looking Up Illustrasi. | Kredit Foto: Unsplash/nullplus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi virus corona yang juga menghantam Jepang, membuat perusahaan raksasa seperti Toyota dan Nomura mendaftar untuk layanan tanda tangan elektronik dari sebuah perusahaan yang kurang terkenal bernama Bengo4.com Inc.

Namun, berkat itulah saham Bengo4 melonjak hingga 100% menjadikan pendirinya Taichiro Motoe debut sebagai miliarder dunia karena memiliki saham perusahaan sebesar 64 persen. Ia mendirikan perusahaan ini 15 tahun. Dilansir dari Forbes di Jakarta, Rabu (30/9/3030) kekayaan Motoe telah lebih dari USD1 miliar.

Baca Juga: Heboh Skandal Pajak, Apakah Benar Donald Trump Miliarder? Jawabannya...

Investor optimistis dengan layanan e-signature Bengo bernama CloudSign di era Covid-19. Karena semakin banyak orang yang bekerja dari jarak jauh, perusahaan Jepang beralih ke tanda tangan elektronik dari stempel fisik yang disebut hanko untuk mengautentikasi dokumen praktik Jepang yang diikuti setidaknya sejak tahun 1800-an.

"CloudSign mengubah budaya hanko tradisional," ujar Motoe dalam wawancara pertamanya dengan media internasional.

Menurut Motoe, CloudSign-nya adalah layanan tanda tangan elektronik yang dominan di Jepang dengan 80% pangsa pasar negara. Lebih dari 100.000 perusahaan di berbagai industri menggunakan CloudSign, telah naik dari kurang dari 50.000 tahun lalu.

Bengo4 merupakan nama yang berawal dari plesetan kata Jepang yang berarti "pengacara" (dilafalkan "bengoshi"). Perusahaan terdaftar di pasar modal kecil Bursa Efek Tokyo pada tahun 2014 dan meluncurkan CloudSign setahun kemudian untuk mencari pertumbuhan sebagai perusahaan publik yang baru.

Sebelum menjadi pengusaha, Motoe adalah pengacara perusahaan di Anderson Mori, firma hukum terkenal di Jepang. Dia resign dari firma hukum tersebut dan tiga tahun kemudian memulai firma hukumnya sendiri, Authense Law Office hingga mendirikan Bengo4 di tahun yang sama.

Pria berusia 44 tahun ini telah menjadi anggota majelis tinggi Parlemen Jepang sejak 2016, dan merupakan anggota parlemen berpenghasilan tertinggi di negara itu dengan pendapatan yang dilaporkan sebesar 845 juta yen (sekitar USD7,8 juta atau Rp), sebagian besar dari penjualan saham.

Dan awal bulan ini, ia bergabung dengan kabinet Perdana Menteri Yoshihide Suga yang baru terpilih sebagai Wakil Menteri Keuangan Parlemen.

Penjualan Bengo4 telah meningkat bahkan sebelum upaya pemerintah baru-baru ini. Perusahaan melaporkan penjualan 1,16 miliar yen pada kuartal April-Juni, naik 24% dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tersebut dipimpin oleh bisnis CloudSign, yang penjualan kuartalannya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 262 juta yen.

Bengo4 memperkirakan penjualan triwulanan CloudSign akan hampir dua kali lipat lagi tahun depan menjadi sekitar 500 juta yen.

CloudSign masih memiliki ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut. Motoe memperkirakan bahwa hanya 1% bisnis di ekonomi terbesar ketiga di dunia yang saat ini menggunakan tanda tangan elektronik dan memperkirakan akan tumbuh hingga hampir 5% tahun depan.

Ide miliaran dolar datang ke Motoe ketika dia frustrasi dengan budaya hanko saat bekerja sebagai pengacara.

"Saya harus memasang perangko di tumpukan besar kontrak satu per satu. Saya merasakan inefisiensi dalam budaya bisnis," katanya.

Kini, dengan pesatnya pertumbuhan e-signature, Motoe punya rencana besar untuk Bengo4.

"Saya ingin mengubah dunia. Saya ingin keahlian dikomersialkan dan agar lebih banyak orang dapat mengakses pakar dengan mudah."

Dia menunjuk layanan tanda tangan elektroniknya sebagai contoh perubahan yang ia inginkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: