Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Payah, Trump Terang-terangan Gak Berani Akui Supremasi Kulit Putih di AS

Payah, Trump Terang-terangan Gak Berani Akui Supremasi Kulit Putih di AS Kredit Foto: Antara/Kevin Lamarque

Sepanjang terjadinya gelombang protes anti-rasisme, juga muncul kelompok Antifa. Meski hanya ada sedikit bukti, Trump dan Partai Republik menegaskan, Antifa yang harus disalahkan atas maraknya demonstrasi berujung kekerasan berbulan-bulan di AS.

Dikutip dari media Amerika, New York Times, Antifa adalah singkatan dari anti-fasis. Misi mereka adalah membela kelompok minoritas yang tertindas dan menentang rasialisme. BBC mencatat, kelompok ini punya sejarah di Eropa dalam melawan fasisme pada 1920 dan 1930-an.

Kelompok Antifa di Amerika Serikat menjadi perbincangan setelah diancam dimasukkan ke daftar teroris oleh Trump. Mereka dituding sebagai bagian kekacauan pada aksi protes menentang pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi.

Rencana Trump itu banyak menimbulkan tanda tanya dan keraguan. Pasalnya, Antifa sejatinya bukanlah organisasi terstruktur, melainkan aksi massa yang muncul tanpa pemimpin dan hierarki organisasi.

Selain itu, pengamat mengatakan label teroris hanya dialamatkan untuk kelompok milisi di luar negeri, bukan dalam negeri.

Sebelumnya, Trump melontarkan pernyataan bahwa ada orang baik “di kedua belah pihak", setelah unjuk rasa supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia, hingga menewaskan seorang peserta demo tandingan.

Dia kemudian mengklarifikasi bahwa dia tidak berbicara tentang neo-Nazi dan nasionalis kulit putih, karena mereka menurutnya memang harus dikutuk sepenuhnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: