Kisah Perusahaan Raksasa: Walgreens, Ritel Farmasi Bergelimang Cuan Berumur Seabad Lebih
Pada 1997, Walgreen meluncurkan sistem Intercom Plus generasi kedua, yang menjalankan lebih dari 200 fungsi dan memungkinkan pelanggan untuk memesan isi ulang resep menggunakan tombol pada telepon tombol tekan. Sistem ini juga memotong separuh waktu pelanggan harus menunggu untuk menerima resep mereka.
Walgreen membukukan penjualan bersih pada 1996 sebesar 11,78 miliar dolar AS, lebih dari dua kali lipat dari 1989.
Pada Mei 1997, Walgreen memasuki wilayah asing untuk pertama kalinya. Bulan itu perusahaan membentuk usaha patungan --RX Network Inc. (RXN)-- dengan Itochu Corp. dan lima perusahaan Jepang lainnya untuk mendirikan rantai toko obat di Jepang. RXN bertujuan untuk membuat rantai 500 unit pada 2002. Pada Januari 1998 Charles R. Walgreen III pensiun sebagai CEO, dengan Jorndt menggantikannya. Walgreen III tetap menjadi ketua hingga 1999, ketika Jorndt mengambil alih posisi itu juga.
Pada akhir 1990-an dan tahun-tahun awal abad ke-21, Walgreen mencapai rekor pertumbuhan dan profitabilitas yang stabil.Karena pendapatan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 15,31 miliar doalr pada 1998 menjadi 32,51 miliar dolar pada 2003, laba meningkat dengan kecepatan yang sama, melompat dari 511 juta doalr menjadi 1,18 miliar dolar AS.
Sepanjang periode tersebut, margin laba bersih berada dalam kisaran yang sempit, antara 3,3 persen dan 3,7 persen. Selain itu, hasil untuk 2003 menandai rekor penjualan dan pendapatan perusahaan selama 29 tahun berturut-turut. Walgreen menambahkan sekitar 350 toko per tahun dalam periode ini, membuka toko ke-3.000 di Chicago pada Maret 2000 dan toko ke-4.000 di Van Nuys, California, pada Maret 2003.
Pada akhir 2003, dari 4.227 toko obat perusahaan, 3.363 unit berdiri sendiri dan 3.280 apotek drive-thru.
Raksasa toko obat itu mengalami tantangan pada 2019. Sebab itulah, posisi Walgreens di ahun 2020 hanya berada di nomor 41 dalam Global 500 Fortune. Penyababnya di satu sisi penjualan setahun penuh naik 4 persen menjadi 137 miliar dolar, di sisi lain, saham perusahaan turun 14 persen, dengan kinerja terburuk dengan saham Dow 30.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: