Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Bank Milik Konglomerat RI: Dari Hartono, Hary Tanoe, hingga Chairul Tanjung

Nasib Bank Milik Konglomerat RI: Dari Hartono, Hary Tanoe, hingga Chairul Tanjung Kredit Foto: Sufri Yuliardi

BCA - Hartono Bersaudara

Hartono bersaudara menempati posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia. Sebagian besar kekayaan tersebut bersumber dari investasinya dalam PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga merupakan bank swasta terbesar di Tanah Air. 

Namun, bank sekelas BCA pun nyatanya tak kebal melawan pandemi Covid-19. Buktinya, sepanjang semester I 2020, BCA hanya mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp12,24 triliun. Capaian tersebut tercatat 4,8% lebih rendah dari semester I 2019 yang kala itu mencapai Rp12,86 triliun. Kendati begitu, BCA mencetak pertumbuhan yang positif terhadap pendapatan.

Melansir dari laporan keuangan perusahaan, sampai dengan Juni 2020 pendapatan bunga dan syariah bersih BCA tercatat naik 10,49% dari Rp24,50 triliun menjadi Rp27,07 triliun. Pada saat yang bersamaan, beban operasional BCA membengkak 3,8% dari Rp15,65 triliun menjadi Rp16,25 triliun. Hal itulah yang kemudian menggerus laba BCA pada paruh pertama tahun ini.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga tekanan terhadap pendapatan bunga kotor dapat sedikit ditahan. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa menurunnya laba ini juga merupakan imbas dari adanya pembentukan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas kredit menjadi sebesar Rp6,5 triliun. 

"Pada semester pertama 2020, perseroan berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga membantu meringankan tekanan pada pendapatan bunga gross yang diakibatkan oleh peningkatan restrukturisasi kredit," pungkasnya secara virtual pada 27 Juli 2020 lalu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: