Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Ancaman Pangan, Kebun Sawit Justru Bagian Ketahanan Pangan

Bukan Ancaman Pangan, Kebun Sawit Justru Bagian Ketahanan Pangan Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu rawan pangan akibat kehadiran perkebunan kelapa sawit di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir perlahan mulai pudar dan tenggelam. Bukan menjadi ancaman akan ketahanan pangan, perkebunan kelapa sawit justru dapat menjadi bagian dari ketahanan nasional melalui pemanfaatan tanaman sela dalam kegiatan replanting sawit.

PT Paya Pinang yang bekerja sama dengan Gapki Sumatera Utara serta tim peneliti memiliki inisiatif untuk menanam sorgum di lahan seluas 30 hektare di antara tanaman sawit yang tengah diremajakan. Sorgum tersebut ditanam di Kebun Mendaris PT Paya Pinang, Desa Laut Tador Kecamatan, Tebingsyahbandar, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara.

Presiden Direktur PT Paya Pinang, Kacuk Sumarto mengatakan, "sorgum ini dapat menjadi pilihan tanaman sela karena masa panennya sangat singkat. Sebenarnya sorgum ini telah dibudidayakan di Indonesia semenjak 1970."

Baca Juga: Minyak Sawit Dituding Tidak Sehat, Akademisi Nasional & Internasional Menjawab!

Senada dengan hal tersebut, Deputi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud menyatakan, perkebunan kelapa sawit dapat berkontribusi untuk membantu ketahanan pangan Indonesia. Sebenarnya, selama ini, kelapa sawit juga telah menjadi bagian dari sumber pangan masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, luas lahan sorgum mencapai 15 ribu hektare yang tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sebagai salah satu pangan lokal, sorgum termasuk dalam program bantuan benih pangan alternatif pada 2020 ini dengan alokasi lahan seluas 5 ribu hektare. Program ini diharapkan dapat melibatkan 250 kelompok tani dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 15 ribu orang.

Tidak hanya itu, sorgum dipilih sebagai tanaman sela di perkebunan sawit dikarenakan merupakan jenis tanaman yang layak ekonomis tanpa membutuhkan perawatan khusus. Keuntungan lain dengan menanam sorgum yakni terdapat Fungi Mikorizaarbuscular (FMA) yang jumlahnya meningkat sangat banyak di tanah.

Sehingga, sementara dapat disimpulkan bahwa penanaman sorgum ini sekaligus menjadi upaya untuk menahan atau mengurangi dampak serangan Ganoderma terhadap tanaman kelapa sawit.

Lebih lanjut Kacuk berpendapat bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional bukanlah sebuah keniscayaan. Tidak hanya itu, kebun sawit (rakyat dan perusahaan) akan dapat menunjang ketahanan pangan, asalkan didukung oleh payung hukum yang aman. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: