Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demo Besar Tolak UU Cipta Kerja, Bos BKPM Sangkal: Tak Ada Pembatalan Investasi

Demo Besar Tolak UU Cipta Kerja, Bos BKPM Sangkal: Tak Ada Pembatalan Investasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat dan para buruh melakukan aksi demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang baru saja disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Aksi demonstrasi ini berlangsung di beberapa daerah Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja yang berlangsung pada hari ini tidak mengganggu iklim investasi di Tanah Air. Sebab hingga saat ini belum ada rencana investor untuk membatalkan rencana investasinya.

"Saya ingin mengatakan sampai hari ini belum ada niat investor yang membatalkan gara-gara demo atau mengganggu iklim investasi," ujarnya dalam acara video conference, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: Klaim Bahlil: UU Cipta Kerja Sah, Ratusan Investor Berbondong-bondong Tanam Duit

Baca Juga: Rakyat Ramai-ramai Tolak Omnibus Law, Bahlil Teriak: Jangan Plintir Seolah untuk Kepentingan Asing!

Bahlil menambahkan, dirinya tidak mempermasalahkan aksi demo yang dilakukan masyarakat. Sebab berdemo merupakan salah satu instrumen dalam berdemokrasi di Indonesia.

Hanya saja, dirinya meminta kepada peserta aksi untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Apalagi, saat ini kondisi Indonesia masih berat karena harus menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

"1997-1988 (saya juga ikut demo). Sempat ditahan akibat demo dan saya kali ini melihat memotret diri saya demo bagian dari instrumen. Saya pikir insyaallah kita berdoa untuk mendapatkan yang terbaik agar ini bisa selesai," jelasnya.

Bahlil juga meminta kepada peserta demo untuk tidak terprovokasi dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena isu ini bisa rawan untuk dimanfaatkan kelompok tak bertanggung jawab untuk menggiring opini.

"Dalam pandangan kami dalam beberapa hari ini rasa-rasanya ini kita sudah mulai masuk pada suatu pola di mana ada terkesan sekelompok tertentu yang ingin untuk menggiring fakta menjadi sesuatu yang bukan fakta dengan kepentingan kelompoknya masing-masing," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: