Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Sumut: Ditopang Hijaunya Kelapa Sawit

Ekonomi Sumut: Ditopang Hijaunya Kelapa Sawit Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelapa sawit merupakan komoditas yang menduduki posisi pertama di Sumatera Utara (Sumut) dengan pangsa pasar tertinggi, yakni mencapai 41,6 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya (minyak kelapa sawit, sabun, margarin, dan minyak biji kelapa sawit) di Sumatera Utara tumbuh meningkat 5,15 persen pada y-o-y yang juga sejalan dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) sejak awal tahun 2020.

Nilai ekspor kelapa sawit dan produk turunannya pada periode Juli–Agustus 2020 di Sumut tercatat naik 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Akibatnya, net ekspor di Sumut mengalami peningkatan sebesar US$0,8 miliar (atau sekitar Rp11,76 triliun) atau tumbuh 26,6 persen pada y-o-y.

Baca Juga: Bukan Ancaman Pangan, Kebun Sawit Justru Bagian Ketahanan Pangan

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, "Produk turunan sawit hijau semua. Artinya, ada harapan bagi ekonomi Sumut untuk mengalami sedikit pemulihan."

Berdasarkan laporan Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara yang bertajuk Perekonomian Sumut Triwulan III 2020, perbaikan harga sawit dan turunannya paling banyak ditopang oleh produk minyak kelapa sawit. Total nilai ekspor Sumut ke lima negara tujuan ekspor sawit terbesar, yakni Tiongkok, India, Mesir, Bangladesh, dan Amerika Serikat bernilai US$248,3 juta (atau sekitar Rp3,65 triliun). Total volume ekspornya berjumlah 400.210 ton.

Data menunjukkan, peningkatan nilai ekspor sawit di Sumut paling banyak ditopang oleh ekspor ke negara Tiongkok. Nilai penjualan ke negara tersebut mencapai US$108 juta (atau sekitar Rp1,587 triliun) pada triwulan III 2020. Bank Indonesia mencatat, sepanjang triwulan III 2020, permintaan ekspor sawit dari Sumut ke negara Tiongkok, Mesir, dan Bangladesh mengalami peningkatan, sementara permintaan dari India dan Amerika Serikat masih terkontraksi.

Lebih lanjut Wiwiek menyebutkan, terdapat tiga faktor utama terjadinya perbaikan kinerja ekspor sawit di Sumut, yaitu normalisasi aktivitas produksi di negara tujuan, tingginya kebutuhan produk sawit dan turunannya selama pandemi, serta apresiasi harga CPO dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: