Kisah Perusahaan Raksasa: Microsoft, Taipan Software Pengantar Bill Gates Jadi Miliuner
Dampak pandemi virus corona atau Covid-19 kiranya telah dirasakan setiap rumah tangga di dunia. Kehidupan sehari-hari pun terpaksa berubah.
Interaksi sosial, kehidupan berkeluarga, keakraban dalam komunitas secara cepat berganti ke dalam aktivitas lebih kecil. Penyebabnya adalah penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 meluas. Setiap individu di masa ini diwajibkan menjaga jarak 2 meter (6 kaki), menghindari kerumunan, mengenakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Allianz, Asuransi Kebanggaan Rakyat Jerman
Meski kerap dipandang negatif, Covid-19 dinilai telah memperkuat masyarakat global, pemerintah, industri dan organisasi nirlaba bekerja sama. Artinya adalah masyarakat internasional masih perlu komunitas luas untuk bekerja sama dalam menangani ancaman besar.
Pandangan berbeda tiap negara, kelompok, perusahaan, industri atau individu terhadap Covid-19 wajar terjadi. Polemik soal kapan pandemi usai dan dibarengi dengan munculnya vaksin ramai dibicarakan. Ekonomi melemah di banyak negara terjadi saat pandemi Covid-19 pun jadi bahasan menarik buat para pakar karena salah satu penyebabnya adalah banyak perusahaan atau industri macet bahkan harus bubar di tengah peliknya situasi akibat virus yang berasal dari China ini.
Ketika dunia terpaksa menghentikan aktivitas tatap muka, di saat itulah manusia menggunakan alat bantu lain yakni teknologi. Berangkat dari masalah ini, orang-orang --mulai dari pelajar hingga pekerja-- membutuhkan perangkat dan koneksi internet untuk terhubung dengan individu lain secara virtual. Perubahan ini di sisi lain menguntungkan pihak yang bergerak dalam bidang teknologi.
Salah satu pihak yang menuai berkah di saat pandemi Covid-19 adalah Microsoft Corporation. Siapa sih yang tidak mengenal atau mendengar Microsoft? Perusahaan ini merupakan konglomerat perangkat lunak terbesar di dunia. Kebesaran perusahaan ini secara tidak langsung didorong oleh adanya fenomena budaya untuk berteknologi.
Microsoft adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan, dan perizinan produk perangkat lunak. Di dalamnya termasuk sistem operasi, aplikasi server, aplikasi bisnis dan konsumen, dan alat pengembangan lunak, serta perangkat teknologi layanan internet.
Microsoft masih diberi label salah satu perusahaan terbesar di dunia dalam sektor teknologi. Hingga 2019, kebesaran Microsoft masih nyata sebab pertumbuhan penjualan melonjak 22,7 persen menjadi 110,36 miliar dolar AS. Dalam catatan Global 500 milik Fortune, pada tahun ini dan dengan capaian tersebut, Microsoft duduk nyaman di peringkat 60 dunia.
Tidak sampai di situ saja, kejayaan Microsoft kembali naik ketika memasuki tahun 2020. Perusahaan ini melompat 13 peringkat dalam Global 500 tahun ini. Perusahaan melaporkan adanya peningkatan 14 persen dalam pendapatan dari 110,36 miliar dolar menjadi 125,84 miliar dolar AS. Keuntungan Microsoft juga mencapai angka 39 miliar dolar.
Lantas bagaimana perjalanan perusahaan raksasa teknologi bikinan Bill Gates ini didapat? Pertanyaan itu akan dijawab Warta Ekonomi pada kesempatan Senin (12/10/2020) ini. Dikutip dan diolah dari berbagai sumber, kami sajikan uraian tentang Microsoft tersebut menjadi tulisan sebagai berikut.
Permulaan: Bill Gates dan Paul Allen
Narasi soal Microsoft pada kenyataannya tidak akan lepas dari sang pencipta, Bill Gates --selannjutnya Gates. Pemuda bernama Bill Gates lahir di Seattle, Amerika Serikat (AS) dari pasangan kaya. Sang ayah, William H. Gates II adalah seorang pengacara dan ibunya, Mary Gates merupakan seorang dosen dari Universitas Washington.
Gates pertama kali mengenal komputer di sekolah pada akhir 1960-an bersama temannya, Paul Allen. Ketika usia Gates memasuki 14 tahun, kedua bocah itu menulis dan menguji program komputer untuk alasan kesenangan dan keuntungan.
Pekerjaan isengnya menuai hasil pada 1972. Ketika ini, Gates dan Allen mendirikan perusahaan pertamanya bernama Traf-O-Data, sebuah bisnis yang menjual komputer dasar yang merekam dan menganalisis lalu lintas data. Allen kemudian melanjutkan studi pada ilmu komputer di Universitas Washington. Sementara Gates memutuskan mendaftarkan dirinya di Universitas Harvard.
Terinspirasi oleh terbitan Popular Electronics pada 1975 yang menunjukkan mikrokomputer baru Altair 8800 yang dirilis MITC Computer, Gates dan Allen menulis versi BASIC mesin tersebut. Karena asyik melakukan percobaan, belakangan tahun Gates meninggalkan Harvard untuk bekerja paruh waktu mengembangkan bahasa pemrograman Altair.
Gates dan Allen kemudian pindah ke Albuquerque, New Mexico dengan alasan dekat dengan MITS Computer. Di sana Allen menjabat posisi direktur pengembangan perangkat lunak.
Tepat pada 4 April 1975, Gates dan Allen mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak komputer bernama Micro-soft. Hebatnya di tahun pertama pendirian bisnisnya, kedua pemuda ini mendapatkan keuntungan mencapai 16.000 dolar AS pada tahun ini.
Setahun kemudian, Gates menerbitkan "An Open Letter to Hobbyists" di buletin Altair. Di dalam surat itu Gates memerintahkan pengguna untuk menghindari perangkat lunak yang disalin secara ilegal. Dengan alasan bahwa pembajakan perangkat lunak mencegah "perangkat lunak yang baik untuk ditulis," tulis Gates secara nubuat
Pada November 1976 Allen meninggalkan MITS untuk mencurahkan perhatian penuhnya pada Microsoft. Setelah kepindahannya ke Microsoft, nama dagang perusahaan tersebut barulah didaftarkan.
Pada 1977 Apple dan Radio Shack melisensikan Microsoft BASIC untuk komputer Apple II dan Tandy mereka, dengan lisensi Apple dikenakan biaya tetap sebesar 21.000 dolar AS. Ketika Apple menjual satu juta mesin lengkap dengan BASIC, pendapatan unit Microsoft turun menjadi dua sen.
Masih di tahun 1977, Microsoft merilis bahasa pemrograman keduanya, Microsoft FORTRAN, yang diikuti pada 1978 oleh versi COBOL. Pada akhir 1978 Microsoft memiliki 13 karyawan, anak perusahaan penjualan di Jepang, dan pendapatan 1 juta dolar AS.
Pada Januari 1979, Microsoft memindahkan kantor pusatnya dari Albuquerque ke lokasi baru di Bellevue, Washington. Setahun kemudian, Steve Ballmer --kawan dekat Gates dari Harvard, bergabung ke perusahaan. Di bawah nama Microsoft Inc., pada 1981, Gates menjabat presiden dan ketua dewan perusahaan, sedangkan Allen menduduki posisi wakil presiden eksektif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: