Gus Jazil: Dikomandoi Ulama, Santri dan Umat Islam Pertahankan Kemerdekaan RI di Medan Pertempuran
Alumni PMII itu menceritakan pada 21 Oktober 1945, para kiai yang berasal dari Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. Dalam pertemuan membahas situasi terkini pada saat itu. Rapat dipimpin oleh KH Abdul Wahab Hasbullah. Selepas pertemuan, sehari setelahnya, tepatnya 22 Oktober 1945,
Rais Akbar NU atau Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari mendeklarasikan Resolusi Jihad. Resolusi itu dikeluarkan untuk mempertahankan Surabaya dari penjajah yang menolak menyerah kepada bangsa Indonesia sekaligus melindungi bangsa ini dari keinginan kembali kekuatan asing menguasai Indonesia. Resolusi itu menyerukan dan wajib hukumnya bagi ummat Islam untuk berjuang ke medan pertempuran mempertahankan kemederkaan Indonesia.
Baca Juga: Mundur dari Demokrat, Ferdinand Lagi Cari Perhatian Jokowi
Baca Juga: Doni Tak Masalah Jakarta PSBB Transisi, Anies Sudah 'Dijinakkan' Pusat?
Seruan Resolusi Jihad menurut Jazilul Fawaid dilaksanakan oleh seluruh ummat Islam. "Sebagai seruan dari para kiai apalagi para pendiri NU, pastinya Resolusi Jihad dilaksanakan dengan penuh semangat oleh para santri yang jumlahnya ribuan," tuturnya. "Dari sinilah menunjukan santri dan kiai mempunyai peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan," tambahnya.
Sejarah pada masa awal kemerdekaan itulah menunjukan kiai, ummat Islam, dan santri mempunyai potensi yang besar bagi bangsa Indonesia. Dirinya berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan keberadaan kiai, santri, dan pesantren. Ini penting sebab sesuai dengan tema Hari Santri tahun ini, yakni Santri Sehat Indonesia Kuat.
"Bila santri dalam kondisi yang lemah pasti Indonesia juga akan mengalami hal serupa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: