Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak, Ini Kata Pakar Soal Penyebaran Covid-19 dalam Ruangan

Simak, Ini Kata Pakar Soal Penyebaran Covid-19 dalam Ruangan Berbagai masker pernapasan N95 di laboratorium 3M, yang telah dikontrak oleh pemerintah AS untuk menghasilkan tanda ekstra sebagai respons terhadap wabah virus korona baru di negara itu, di Maplewood, Minnesota, AS 4 Maret 2020. Gambar diambil 4 Maret 2020. | Kredit Foto: Reuters/Nicholas Pfosi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tidak ada tempat yang benar-benar aman dari virus corona atau COVID-19. Studi terbaru mengatakan, kemungkinan penyebaran COVID-19 di dalam ruangan tergolong lebih tinggi, karena penyebaran aerosol.

Dalam studi yang dilakukan oleh seorang insinyur yang berbasis di Amerika Serikat, Suresh Dhaniyala, mengatakan faktor risiko penularan COVID-19 terletak pada seberapa jauh aerosol dapat menyebar, terutama di lingkungan yang terbatas.

Baca Juga: Tertib Lakukan Ini Bisa Hindari Covid-19 di dalam Ruangan, Lho!

Seperti diketahui, virus corona tidak hanya menular melalui kontak langsung, tetapi juga melalui aerosol yang ditransmisikan melalui udara, yang tidak hanya dapat menempuh jarak yang lebih jauh, tetapi juga tetap berada dalam lingkungan tertentu untuk waktu yang lebih lama.

Satu-satunya cara nyata untuk benar-benar meniadakan risiko penularan aerosol adalah memiliki saluran ventilasi yang baik. Demikian dikutip dari Times of India, Selasa, 13 Oktober 2020.

Akibatnya, area yang lembap dan tidak berventilasi dapat menjadi media penyebaran virus, termasuk virus corona.

Oleh karena itu, selain menghindari kontak, salah satu alasan utama beberapa orang terhindar dari risiko penularan langsung, meskipun kontak dengan orang yang terinfeksi adalah jarak yang mungkin mereka jaga.

Para ilmuwan telah berulang kali menegaskan bahwa ventilasi dan sinar matahari alami dapat menurunkan kekuatan virus SARS-COV-2, seperti virus lainnya yang juga kerap menyerang.

Untuk alasan yang sama, ruangan tertutup dan kotor lebih rentan sebagai penyebar virus dibanding kamar dengan ventilasi seragam dan pasokan udara alami yang memadai. Untuk menunjukkan hal yang sama, para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut melakukan eksperimen aerosol.

Para ilmuwan memperkenalkan aerosol yang ukurannya serupa dengan yang disebarkan oleh manusia di dalam lingkungan kelas, yang biasa menampung hingga 30 siswa. Para ilmuwan kemudian memasang sensor di ruang kelas untuk memetakan sejauh mana aerosol dapat bergerak.

Teramati bahwa aerosol yang tersebar dari depan kelas mampu mencapai bagian belakang ruangan dalam waktu 10-15 menit setelah transmisi. Namun, karena adanya ventilasi aktif di lingkungan, transmisi adalah 1/10 dari sumbernya.

Risiko tertinggi tertular COVID-19, di lingkungan tertutup, adalah bagi mereka yang duduk di dekat orang yang terinfeksi, dan risiko penularan dapat berkurang bagi mereka yang duduk jauh, asalkan ada ventilasi yang baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: