Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos OJK Bongkar Penyebab Investor Asing Sering Kabur dari Indonesia

Bos OJK Bongkar Penyebab Investor Asing Sering Kabur dari Indonesia Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso membongkar alasan mengapa investor asing melakukan penarikan dana besar-besaran saat terjadi gejolak ekonomi.Ia mengungkapkan, bahwa selama ini investor global mengeluhkan rendahnya variasi instrumen hedging di pasar keuangan Indonesia. Dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) saja, sepanjang tahun 2020 investor asing telah mencatatkan jual bersih sebesar Rp46,545 triliun.

Sehingga, lanjut Wimboh, upaya untuk memperdalam pasar keuangan harus dilakukan dengan meningkatkan variasi instrumen investasi yang memenuhi kebutuhan pasar, termasuk penguatan instrumen hedging."Selama ini instrumen hedging kita belum mumpuni, terutama pada hedging nilai tukar," ujar Wimboh dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Asing Tarik Dana Triliunan Rupiah, IHSG Berakhir di Zona Merah!

Wimboh berharap agar para pelaku pasar berperan untuk menciptakan market deepening dengan meningkat supply dan demand guna meredam volatilitas di pasar. ā€¯Upaya meningkatkan variasi instrumen investasi dan jumlah investor harus dibarengi dengan penguatan instrumen hedging nilai tukar, hedging suku bunga maupun hedging default," tambahnya.

Pada awal tahun ini, pihaknya memiliki optimisme yang tinggi terhadap pasar modal domestik, karena meredanya isu ketegangan perdagangan antara AS dan China, serta adanya proyeksi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Tetapi, ada tamu yang tak diundang, yaitu Covid-19," imbuhnya.

Baca Juga: Pekan Ketiga September, Dana Asing Kabur Rp4,64 Triliun

Sehingga, lanjut dia, pada 24 Maret 2020 posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada level terendah 3.937, padahal pada Januari 2020 berada di atas 6.000. "Sekarang, IHSG sudah kembali ke atas 5.000. Sehingga, ini membuat kami bertambah yakin industri pasar modal akan lebih baik yang seiring juga dengan perbaikan ekonomi," tutur Wimboh.

OJK pun akan lebih fokus menjaga pasar saham agar lebih dalam, agar kondisinya bisa lebih berdaya tahan terhadap gejolak ekonomi global maupun dalam negeri. Dia menambahkan, saat ini pasar saham Indonesia sangat terbantu oleh aktivitas transaksi investor ritel domestik.

"Sekarang ini, sebesar 73 persen transaksi di pasar saham adalah dilakukan oleh investor ritel. Angka ini merupakan transaksi paling banyak untuk kurun lima tahun terakhir," tutup Wimboh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: