Ternyata Ini Alasan Kenapa Harus Jaga Jarak 2 Meter, Yuk Terapkan!
Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) merilis buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 sebagai jawaban atas kebingungan masyarakat dalam menerapkan perubahan perilaku masa pandemi pada Sabtu, 17 Oktober 2020. Dengan hadirnya buku pedoman tersebut diharapkan masyarakat, terutama pengambil kebijakan memiliki pemahaman yang sama mengenai perilaku dalam menghadapi virus Covid-19.
Baca Juga: Periksa Kehamilan di Rumah Sakit Saat Covid-19 Aman Kok Moms, Begini Penjelasannya
"Persepsi kita harus kita samakan, terutama bagi para pengambil kebijakan. Kami berkesimpulan perlu menyusun buku pedoman perilaku yang baku dan berlaku untuk semua," ungkap Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Hari B. Harmadi.
Baca Juga: Survei Covid-19: Publik Tahu Protokol Kesehatan, Tapi Implementasi Tak Selalu Baik
Dalam buku pedoman tersebut, tersaji informasi mengenai langkah-langkah untuk menang melawan Covid-19 melalui gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Sebagiamana diketahui bersama, kita dianjurkan untuk menjaga jarak satu sama lain sampai dengan 2 meter untuk meminimalkan risiko penularan virus corona. Pertanyaannya, kenapa harus 2 meter, ya?
Aturan jaga jarak tersebut diambil setelah mempertimbangkan bahwa droplet yang keluar saat bersin atau batuk mampu menyebar di udara sampai dengan jarak 2 meter. Begitu pun juga dengan aerosol (uap air) yang keluar saat berbicara bisa menyebar sejauh 1,5 meter hingga 2 meter. Bahkan, jika orang yang bersangkutan tidak memakai masker saat bersin atau batuk, potensi penyebarannya bisa mencapai 6 meter.
"Oleh karena itu, menjaga jarak untuk setiap kegiatan komunikasi ini menjadi penting, droplet atau percikan ludah (lendir) pada saat orang sakit ini sedang bersin, batuk, itu bisa menyebar merata pada radius sampai satu setengah meter," tegas Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto, beberapa waktu lalu.
Selain itu, World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa dengan menjaga jarak 2 meter, potensi penularan virus dapat ditekan menjadi sebesar 1,3%. Angka tersebut setengah lebih rendah dari potensi penularan apabila menerapkan jaga jarak hanya 1 meter yang mencapai angka 2,6%.
Dalam menerapkan jaga jarak, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, di mana menghindari kerumunan menjadi yang paling utama. Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghindari penggunaan transportasi yang tidak memenuhi protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas di dalam ruangan ber-AC yang tertutup dan banyak orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih