Masuk Masa-masa Krusial, Biden Unggul Lagi dari Trump Versi Japat
Hanya 15 hari tersisa sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), penantang dari Partai Demokrat Joe Biden terus unggul dari saingannya petahana dari Partai Republik, Donald Trump, dalam jajak pendapat nasional. Hingga hari ini, jutaan warga AS telah memberikan suaranya.
Diwartakan VOA, pengumpulan data jajak pendapat menunjukkan Biden, mantan wakil presiden dan tokoh di kancah politik AS selama hampir setengah abad, unggul 9 atau 10 poin persentase secara nasional dan mungkin unggul separuhnya. Hal itu menyebabkan keunggulan di negara-negara bagian penting yang akan menentukan hasil pemilu.
Baca Juga: Trump Vs Biden, Siapa yang Paling Banyak Dapat Dukungan Miliarder?
Presiden Trump masih yakin akan terpilih kembali. Pemungutan suara awal yang belum pernah terjadi sebelumnya sudah berjalan di AS. Hampir 28 juta orang sudah memberikan suara, baik secara langsung atau dikirimkan melalui pos.
Angka tersebut setara dengan sekitar 20 persen dari total penghitungan suara ketika Trump mengalahkan calon Partai Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan 2016 dan 30 persen lainnya bisa memberikan suara pada Hari Pemilu.
Beberapa pemilih mengatakan memilih lebih awal,untuk menghindari bertemu langsung dengan orang lain di tempat-tempat pemungutan suara (TPS) pada 3 November di tengah pandemi virus corona di AS.
Sementara itu, sebagian pendukung Partai Demokrat mengatakan motivasi mereka memberikan suara lebih awal adalah menjadi orang pertama yang memilih untuk menggulingkan Trump. Sementara lembaga survei mengatakan mayoritas Partai Republik telah menyatakan niat mereka untuk memberikan suara secara langsung pada Hari Pemilu, seperti yang biasa dilakukan di AS.
Berdasarkan jajak pendapat, beberapa organisasi berita sudah memperkirakan Biden akan menjadi presiden AS ke-46 saat hari pelantikan pada 20 Januari dan yang tertua pada usianya yang ke-78.
Kekalahan dalam pemilu akan membuat Trump, seorang pengusaha real estat dan pembawa acara reality show yang beralih menjadi politisi, sebagai presiden petahana ketiga AS dalam empat dekade terakhir yang kalah, dalam pemilihan ulang untuk masa jabatan empat tahun kedua.
Trump juga tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan yang lalu, tetapi kemudian menang setelah berkampanye secara gencar di negara bagian penting, termasuk Pennsylvania, Michigan dan Wisconsin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: