Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dianggap Corong Hoaks, Stasiun TV Thailand Jadi Korban Tangan Besi Monarki

Dianggap Corong Hoaks, Stasiun TV Thailand Jadi Korban Tangan Besi Monarki Kredit Foto: Antara/REUTERS/Jorge Silva

Lokasi demonstrasi pun kerap berpindah-pindah dari satu titik ke titik lain di lokasi yang berbeda. Lokasi demonstrasi terkini biasanya diumumkan melalui media sosial.

“Kita akan bertahan hingga semuanya berakhir atau berpindah ke lokasi lain bersama dengan para aktivis lainnya,” kata Dee, 25, demonstran yang berada di Asok, salah satu pusat kota di Bangkok. Ratusan demonstran lainnya berkumpul di Monumen Kemenangan, sekitar lima kilometer dari Asok.

Para demonstran kerap menggunakan bahasa kasar untuk mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap monarki.

“Apakah rasa menjilat sepatu diktator memang enak?” demikian bunyi poster yang ditampilkan para demonstran. Hal menarik, para demonstran juga mengungkapkan wacana tentang berdirinya “Republik Thailand”.

Polisi Thailand kini tidak terlalu reaktif dan mengintervensi pelaksanaan demonstrasi. “Kita tetap mempertahankan perdamaian dan ketertiban,” kata juru bicara kepolisian Kissana Phathanacharoen.

Dia mengatakan, aparat kepolisian tetap memperhatikan hukum, standar internasional, dan hak asasi manusia. 

Sementara itu, para demonstran menggunakan bahasa isyarat sebagai langkah koordinasi dengan anggotanya. Itu sebagai langkah agar tidak diketahui oleh polisi.

“Banyak orang yang saling membantu satu sama lain,” kata Riam, 19, pengunjuk rasa. Dia mengungkapkan, aksi saling bantu itu dilakukan dengan bahasa isyarat.

Bahasa isyarat dengan jari itu juga pernah dilakukan para demonstran di Hong Kong. Hal itu kini menjadi hal yang lumrah dalam perlawanan melawan kekuasaan. Itu digunakan untuk meminta perlindungan dan bantuan logistik.

“Semua orang yang berpendidikan akan belajar untuk bertahan tanpa para pemimpin,” kata Tangmae, demonstran yang berusia 20 tahun. Dia juga menunjukkan beberapa bahasa isyarat dengan jari.

“Kita berkomunikasi sehingga demonstrasi bisa berlangsung dengan tertib,” paparnya. 

Para demonstran mengungkapkan, kemenangan Prayuth pada pemilu tahun lalu memang merupakan skenario untuk mengamankan kudeta pada 2014.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: