Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin Corona untuk Peserta BPJS Dibiayai Negara, Orang Kaya Bayar Sendiri Dong!

Vaksin Corona untuk Peserta BPJS Dibiayai Negara, Orang Kaya Bayar Sendiri Dong! Seorang pria berada di laboratorium pembuat vaksin milik China Sinovac Biotech, mengembangkan vaksin virus corona (COVID-19) dengan percobaan, selama kunjungan media yang diorganisir pemerintah di Beijing, China, Kamis (24/9/2020). | Kredit Foto: Antara/REUTERS/Thomas Peter
Warta Ekonomi -

Tidak semua vaksin gratis. Pemerintah menyediakan vaksin lewat jalur mandiri alias berbayar.

Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto mengatakan, mekanisme distribusi vaksin Corona akan di lakukan dengan dua cara; gratis dan mandiri.

Dengan begitu, kata Airlangga, jumlah dan distribusi vaksin bisa lebih transparan. “Vaksin yang dibiayai pemerintah, teru tama mereka yang masuk Penerima Bantuan Iuran (BPI), BPJS Kesehatan,” ujar Airlangga di acara update KPCPEN, Kamis (22/10). Baca Juga: Buntut Teriak Demo UU Cipta Kerja Ditunggangi, Airlangga Dipolisikan

Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, dengan begitu, program vaksin mandiri ada kejelasan harga dan cara memperolehnya. Kejelasan tersebut, kata dia, perlu disampai kan ke publik sehingga masyarakat tahu tahapannya. Baca Juga: Tiba-Tiba Jokowi Telepon Luhut, Ya Tuhan.. Ada Kabar Kurang Sedap!

Selain itu, kata Airlangga, pengadaan vaksin Corona juga dibagi menjadi dua jalur. Pertama, melalui pengembangan vaksin merah putih. Untuk vaksin merah putih, kata dia, risetnya kuartal II akan siap produksi pada akhir tahun 2021.

Kedua, melalui jalur kerja sama internasional. Antara lain, dengan perusahaan yang risetnya dianggap unggul dan mencapai tahap akhir fase III. Yaitu, Sinovac, Sinopharm, Cansino, dan AstraZeneca.

Menko Perekonomian mengatakan, total ada 3 juta vaksin yang akan disiapkan Sinovac dan akan masuk tahap pengiriman di akhir tahun. Sinovac juga akan mengirimkan bahan baku yang disiapkan pada akhir tahun dan akan diproduksi Bio Farma sebanyak 15 juta vaksin.

Kemudian Sinopharm 15 juta vaksin mandiri dan Cansino 100 ribu vaksin mandiri. “Seluruh akses disiapkan dan pemerintah te lah mengeluarkan Perpres Pembelian Vaksin dan disiapkan Permenkes,” ujarnya.

 

Airlangga menambahkan, metode pembeliannya akan dibuatkan regulasi agar tepat sasaran, tepat jumlah, dan bisa diakses kelompokkelompok prioritas untuk menda patkan vaksin di akhir tahun ini. Kemudian rencana masterplan roadmap sampai 2021 dan 2022.

Netizen mendukung langkah pemerintah yang akan menyediakan vaksin Corona secara mandiri kepada masyarakat. “Vaksin Indonesia untuk kalangan bawah kemungkinan digratiskan, sedangkan untuk menengah ke atas vaksinasi mandiri alias bayar,” ujar Pratama.

Alda Cca menimpali. Kata dia, vaksin Covid 19 yang gratis bakalan ditangani Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sedangkan vaksin mandiri atau berbayar, kata dia, bakalan diurus oleh BUMN. “Bio Farma,” kata dia.

Santorini meminta wacana vaksin Covid-19 secara mandiri, seharusnya tidak perlu diributkan. Apalagi, sampai jadi polemik berkepanjangan. Bahkan ini, dia mengklaim, pembagian vaksin itu merupakan bentuk keadilan pemerintah. “Karena lumrah saja apabila ada kelompok mampu yang merasa tidak perlu disubsidi soal ini. Malah ini baik karena ketersediaan vaksin yang mencukupi,” kata dia.

“Kalau ada kelompok mampu dan mau vaksinasi mandiri ya silakan. Kita seharusnya berterima kasih,” saut Elly Koro.

Anak Alay mengusulkan, vaksin Corona se cara mandiri sebaiknya diberikan pada ta hap terakhir. “Utamakan subsidi pcilik,” usulnya.

Irrawardy Manany berkeyakinan, rakyat sangat percaya dengan Presiden Jokowi soal pengadaan vaksin Covid-19. Karena pasti ada pembagian tugas yang jelas di level kemen terian. Terutama terkait siapa yang nantinya bertugas menyediakan vaksin gratis dan vaksin mandiri. “Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” tandasnya.

Tyhon9 menimpali. Kata dia, semoga pemer intah memperhatikan juga kelas menengah yang kadang luput. Padahal, kelas menengah berada di garis ada dan tiada. “Bisa aja sekarang ada uang, tapi saat vaksin tiba, uang nggak ada. Karena banyaknya kebu tuhan,” ujarnya.

Frida mengatakan, ikhtiar medis sejatinya adalah pengadaan program imunisasi vaksin Covid-19 secara masif seperti yang tengah dipersiapkan Indonesia saat ini. “Dalam rangka program imu nisasi vaksin Covid19, “ kata dia.

Sifah menambahkan, tahap awal untuk bahan baku vaksin masih dipasok Sinovac Biotech. Setelah proses transfer teknologi dan pengetahuan dengan Bio Farma, nanti sukses Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri. “Indonesia pasti bisa mandiri dalam memproduksi vaksin,” kata dia. [TIF]

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: