"Kita tentunya tidak menginginkan pengembangan potensi desa menjadi pintu masuk atas lunturnya kearifan lokal, tergerusnya semangat kegotongroyongan, dan terkikisnya wawasan kebangsaan, karakter, dan jati diri ke-Indonesiaan," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, di samping tetap menjalankan peran sebagai 'lumbung pangan' nasional, desa juga telah tumbuh menjadi sentra perekonomian baru dalam skala kecil dan menengah (UMKM). Dengan sedikit sentuhan teknologi dan peningkatan kompetensi serta kapasitas sumber daya manusia, pemerintah juga sedang menggalakkan program pengembangan potensi desa menjadi Dewa (desa wisata agro), Dewi (desa wisata industri), dan Dedi (desa digital).
"Melalui potensi sumberdaya yang dimiliki, didukung peluang pengembangan sektor pertanian dan industri kecil dan menengah yang masih terbuka lebar, saya optimis bahwa para petani dan pelaku UMKM milenial di desa bisa memberikan konstribusi besar dalam mendorong bangkitnya perekonomian nasional, khususnya pasca pandemi Covid-19," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini meyakini akan semakin banyak desa yang berkembang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Masa depan Indonesia, bukan lagi berada di perkotaan, melainkan berada di pedesaan.
"Slogan 'bekerja di desa, rezeki kota, bisnisnya mendunia', akan menjadi magnet yang menarik minat generasi muda untuk kembali ke desa. Membangun daerahnya dan mengoptimalkan berbagai peluang yang ada," pungkas Bamsoet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: