Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa saat ini bangsa Indonesia sudah menapakan kaki pada masa bonus demografi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2019 jumlah pemuda Indonesia sekitar 64,19 juta jiwa. Ini bukanlah angka yang sedikit, melainkan merepresentasikan sekitar seperempat dari total jumlah penduduk Indonesia.
"Yang menjadi tantangan adalah, apakah bonus demografi ini nantinya akan dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembangunan, atau malah menjadi kemubaziran, bahkan menjadi beban," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Pimpinan Nasional Perkumpulan Pemuda Indonesia, secara virtual dari Bali, Rabu (28/10/20).
Baca Juga: Bamsoet Terima Anugerah 'Rising Star of Democracy'
Bamsoet melanjutkan, nilai kemanfaatan bonus demografi hanya dapat dioptimalkan apabila terpenuhi dua prasyarat. Pertama, jumlah usia produktif tersebut adalah SDM yang berkualitas. Kedua, adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai dan mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah.
Turut serta dalam sosialisasi ini Ketua Nasional Perkumpulan Pemuda Indonesia Natalis Situmorang, Ketua Nasional Perkumpulan Pemuda Indonesia Angga Busra Lesmana, pengurus Perkumpulan Pemuda Indonesia dan Panitia Pekan Pemuda Nasional.
Ketua DPR RI ke-20 ini menilai, tidak ada salahnya bercermin pada pengalaman negara-negara yang telah mengalami periode bonus demografi. Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang adalah negara-negara yang sukses melalui fase bonus demografi. Korea Selatan mengarahkan industri rumah tangganya membuat komponen handphone, China mengarahkan industri rumahan memproduksi komponen elektronik, sedangkan Jepang mengoptimalkan kinerja penduduk usia produktif sehingga tingkat penganggurannya sangat kecil, kurang dari 3 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: