Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

CPO: Komoditas Juara pada Oktober 2020

CPO: Komoditas Juara pada Oktober 2020 Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang Oktober 2020, harga-harga komoditas Indonesia di antaranya batu bara dan minyak mentah (crude oil) tercatat melorot. Namun, minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencatatkan prestasi luar biasa dengan harga yang melesat dobel digit.

Prospek produksi yang lebih rendah disertai permintaan yang meningkat membuat harga CPO tersebut terkerek naik. Hanya saja, kenaikan harga ini juga harus dilihat dari aspek fundamental mengingat aspek-aspek eksternal yang akan banyak memengaruhi pergerakannya.

Pergerakan harga minyak substitusi dan minyak mentah juga ikut menjadi sentimen penggerak harga minyak nabati unggulan Indonesia dan Malaysia tersebut. Di saat harga CPO meningkat, harga minyak mentah justru kebalikannya.

Baca Juga: Harga Merangkak Naik, CPO Kembali Kena Bea Keluar

Kontrak berjangka Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing anjlok 8,52 persen dan 11,01 persen sepanjang Oktober tersebut. Berbanding terbalik dengan CPO, permintaan minyak mentah justru menurun saat pasar terancam kebanjiran pasokan. Lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara membuat pasar bereaksi panik dan harga kontraknya anjlok. 

Di saat yang sama, pembukaan kembali ladang minyak Libya yang sempat diblokir berpotensi membuat pasokan minyak ke pasar bertambah 1 juta barel per hari (bpd). Hingga akhir 2020, negara-negara eksportir minyak dan koleganya (OPEC+) sepakat untuk memangkas produksi kurang lebih 8 persen dari total output atau setara dengan 7,7 juta bpd.

Di penghujung Oktober, harga minyak mentah sudah jatuh di bawah level US$40 per barel. Apabila kasus Covid-19 terus meningkat dan keran pasokan terus mengucur deras, maka harga diperkirakan akan semakin melorot.

Beralih ke batu bara, harga komoditas unggulan Indonesia dan Australia ini drop 4,2 persen sepanjang bulan lalu. Pada dasarnya, harga batu bara sempat balik ke level psikologis US$60 per ton. Jika kasus Covid-19 semakin masif terjadi dan kebijakan lockdown diterapkan kembali, banyak komoditas yang akan mulai berguguran harganya.

Bagi komoditas minyak, lockdown berarti minimnya mobilitas publik yang berujung pada rendahnya permintaan bahan bakar. Sementara bagi komoditas batu bara, lockdown berarti kembali tertekannya aktivitas komersial dan industri. Namun, bagi CPO, masyarakat dunia akan selalu membutuhkan CPO sebagai bahan baku produk pangan dan surfaktan yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: