Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat Doyan Kibarkan Isu HAM, Jika Biden Menang, Prabowo Tamat?

Demokrat Doyan Kibarkan Isu HAM, Jika Biden Menang, Prabowo Tamat? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Brendan McDermid
Warta Ekonomi, Washington -

Seharian kemarin, mata dunia tertuju ke Amerika Serikat (AS). Warga dunia ikut penasaran siapa yang akan jadi Presiden AS periode 2020-2024. Apakah Trump lagi? Atau diganti Biden?

Lalu, apa dampaknya bagi RI? Prof Tjipta Lesmana menilai, ada plus minus kedua capres ini bagi RI. Jika Trump menang, dia akan menyeret RI untuk konfrontasi dengan China. Jika Biden menang, bisa saja mempengaruhi kans Prabowo di Pilpres 2024. lho, kok bisa?

Baca Juga: Joe Biden Hanya Butuh 6 Suara Tambahan Untuk Tumbangkan Trump

Sampai tadi malam, pukul 21.00 WiB, pemenang pilpres AS masih misterius. Electoral College (EC) yang diraih kedua capres, masih berkejaran. Jaraknya juga tipis. Trump raih 213. Biden dapat 238. Trump unggul di 23 negara bagian, terutama di negara bagian yang jadi kantong suara Partai Republik seperti Texas, Arkansas, Alabama, Florida, dan Oklahoma.

Sedangkan Biden unggul di 20 negara bagian. Negara-negara yang dimenangkan seperti California, New York, Delaware, Virginia, dan Washington DC.

Laporan terakhir, baru 43 negara bagian yang sudah mengumumkan hasil pilpres. Ada 7 negara bagian yang belum mengumumkan hasilnya. Ketujuh negara bagian itu; Alaska, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin. Ada 87 Electoral College yang diperebutkan.

Melihat perolehan suara seperti ini, publik di Amerika, juga di sini, sampai geleng-geleng kepala. Ini pilpres paling ketat dan menegangkan selama pesta demokrasi itu digelar di Negeri Paman Sam.

Ada banyak hal menarik. Menakjubkan. Juga menjengkelkan, dan menganehkan. Yang menarik, proses pemungutan suara di AS ini unik. Tak seperti di kita --yang sama-sama menganut paham demokrasi dan pemilu langsung.

Teknisnya, rakyat AS memilih dulu para wakilnya yang akan duduk di dua lembaga, yaitu DPR atau House of Representative dan Senat. Jumlah anggota DPR yang dipilih tiap negara bagian berbeda-beda, tergantung jumlah populasinya.

Sementara dalam Senat, tiap negara bagian diwakili dua Senator. Negara bagian New York misalnya, punya 27 kursi DPR, dan dua Senator. Artinya, jumlah Electoral College yang diperebutkan adalah 29. Pilpres juga menerapkan prinsip The Winner Takes All. Artinya, kandidat yang bisa memperoleh suara terbanyak di suatu negara bagian, akan mengambil seluruh Electoral College di negara bagian itu, termasuk dari mereka yang tidak memilihnya.

Dengan prinsip ini, capres yang memperoleh suara terbanyak dari rakyat atau disebut popular vote, tidak otomatis menjadi pemenang. Kemenangan diperoleh dari jumlah Electoral College. Di AS, total ada 538 Electoral College yang tersebar di 50 negara bagian. Artinya, untuk bisa menang, seorang capres minimal harus meraup 270 Electoral College.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: