Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan China, Militer Musuh AS Lain Bangkit di Tengah Pertarungan Trump-Biden

Bukan China, Militer Musuh AS Lain Bangkit di Tengah Pertarungan Trump-Biden Kredit Foto: US Air Force
Warta Ekonomi, Washington -

Ternyata bukan cuma Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang memanfaatkan momentum Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) baru-baru ini juga melakukan uji coba peluncuran rudal balistik, Rabu (4/11/2020).

Pasca berakhirnya sanksi embargo, Iran terus memperkuat armada militernya. Sementara di sisi lain, Amerika terus menentang ambisi Negeri Mullah yang dianggap sebagai ancaman.

Baca Juga: 3 Miliarder Papan Atas Ini Terang-Terangan Netral di Pilpres AS, Siapa Saja Mereka?

Dalam laporan yang dikutip dari Iran Front Page, Panglima Garda Revolusi Islam Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, membuka langsung uji coba peluncuran ganda rudal balistik jarak jauh. Dalam pernyataannya, Salami memastikan, dengan kekuatan yang dimiliki saat ini takkan ada yang berani macam-macam dengan Iran.

"Peluncuran rudal kami mengguncang musuh. Kekuatan rudal kami menjamin penarikan musuh. Kemampuan penangkal dan pertahanan memberi Iran kekuatan besar yang membantu negara menunjukkan kemauan politik, dan memaksa musuh jika diperlukan," ucap Salami.

Senada dengan Salami, Panglima Pasukan Ruang Angkasa Korps Garda Revolusi Islam Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, memperingatkan kepada musuh-musuh Iran. Sekecil apapun tindakan yang membahayakan kedaulatannya, Iran tak segan memberikan respons keras.

"Musuh akan menghadapi rentetan peluru kendali yang besar jika mereka membuat kesalahan terkecil sekalipun," kata Hazizadeh.

Menurut sejumlah data yang dihimpun, Pasukan Ruang Angkasa Korps Garda Revolusi Islam Iran saat ini memiliki setidaknya 12 jenis rudal balistik. Mulai dari rudal balistik jarak pendek hingga jarak jauh. Akan tetapi, rudal balistik Fajr-3 MIRV adalah rudal balistik tercanggih yang dimiliki saat ini.

Dalam berita sebelumnya, jika pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China sudah mengerahkan armada tempurnya ke wilayah Laut China Selatan.

Seperti prediksi yang pernah dipublikasikan oleh eks Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Laksamana James Winnfeld, pasukan China akan memblokadi wilayah Laut China Selatan untuk mencegah intervensi militer Amerika.

Winnfeld juga yakin, pasukan China akan segera melancarkan agresi militer sebelum Presiden AS terpilih dilantik. Seperti yang diketahui, saat ini penghitungan suara tengah dilakukan untuk menentukan siapakah yang akan menjadi Presiden AS ke-46, Donald Trump untuk periode kedua, atau Joe Biden wakil Partai Demokrat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: