Kisah Orang Terkaya: Mikhail Fridman, Pebisnis Sejati dari Rusia yang Punya Banyak Perusahaan
Pengusaha asal Rusia, Mikhail Fridman tak pernah kapok membangun perusahaan. Maka tak heran ia kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia sekaligus dikenal sebagai raja bisnis di Rusia. Pria 56 tahun yang memegang kewarganegaraan Israel ini merupakan salah satu dari pendiri Alfa-Group yang merupakan konglomerat multinasional Rusia.
Lulus dari sekolah menengah di Lviv pada tahun 1980, Fridman sempat ditolak masuk ke perguruan tinggi fisika ternama di Moskow karena berdara Yahudi. Ia pun masuk ke Institut Baja dan Paduan Moskow.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Walter Droege, Konglomerat Jerman yang Sukses Berbisnis dengan Pasangan
Semasa kuliah, Fridman mengerjakan berbagai pekerjaan termasuk mencuci jendela dan mendirikan diskotek mahasiswa bernama Strawberry Fields. Setelah belajar teknik metalurgi, ia pun lulus dengan prestasi istimewa dari Institut Baja dan Paduan Moskow pada tahun 1986.
Setelah lulus, Fridman bekerja sebagai insinyur desain metalurgi di Elektrostal Metallurgical Works, sebuah pabrik mesin listrik negara, dari 1986 hingga 1988. Setelahnya, ia mulai tertarik dengan berbisnis dan mendirikan bisnis cuci jendela, agen persewaan apartemen untuk orang asing, menjual komputer bekas, hingga mengimpor rokok dan parfum.
Kisah dimulai pada tahun 1988 saat Fridman bersama dengan German Khan dan Alexey Kuzmichev, mendirikan Alfa-Photo yang mengimpor bahan kimia fotografi. Pada tahun 1989, tiga mitra itu mendirikan Alfa-Eco yang merupakan sebuah perusahaan perdagangan komoditas dan minyak hingga mendirikan Alfa Capital, sebuah perusahaan investasi.
Alfa-Eco dan Alfa Capital pun berkembang menjadi Alfa Group Consortium. Perusahaan ini awalnya berfokus pada perdagangan komputer dan pemeliharaan mesin fotokopi. Namun, pada akhirnya perusahaan berkembang menjadi impor dan ekspor hingga perdagangan komoditas. Karena itulah tak aneh ketika perusahaan menjadi salah satu konglomerat industri keuangan swasta terbesar di Rusia, dengan kepentingan industri telekomunikasi, perbankan, ritel, dan minyak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: