Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Korea Ini Jadi Bulan-Bulanan Warganet Twitter! Ternyata, Gara-Gara Ini...

Perusahaan Korea Ini Jadi Bulan-Bulanan Warganet Twitter! Ternyata, Gara-Gara Ini... The rich rainforest in Papua, among the most biodiverse places on earth, is threatened by deforestation. | Kredit Foto: BBC
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tetiba saja, tagar #SavePapuaForest menduduki puncak topik tren Twitter Indonesia, Jumat (13/11/2020). Ada apa sebenarnya?

Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, topik itu menjadi tren karena cuitan dari berbagai aktivis Papua soal pembakaran lahan konsesi di hutan Papua oleh perusahaan asal Korea Selatan, Korindo Group.

Menurut pantauan akun peninjau tren Twitter Indonesia, Trendinesia, cuitan dari pengguna berinisial L--yang membahas kasus itu--mengundang banyak perhatian warganet.

Cuitan L berbunyi, "kemarin halte bus dibakar pada marah marah, ini hutan dibakar pada diem aja? Indah banget tinggal di indonesia."

Melansir BBC, perusahaan seperti Korindo mesti membersihkan lahan konsensi untuk menanam kembali komoditas mereka. Laporan itu menyebut, Korindo telah 'membersihkan' hampir 60 ribu hektare hutan dalam lahan konsensi yang pemerintah berikan.

Kabarnya, Korindo membersihkan lahan dengan cara membakar hutan di Papua; sesuatu yang ilegal di Indonesia. Dalam keterangan resminya, Korindo menyangkal tuduhan itu. Lembaga sertifikasi kehutanan, Forest Stewardship Council (FSC)--Korindo merupakan anggotanya--menyimpulkan tak ada bukti yang menunjukkan Korindo sengaja membakar hutan di Papua.

Isu itu naik di media sosial ketika aktivis Arie Kriting mengunggah video laporan BBC yang membahas kasus tersebut.

Hingga pukul 15.42 WIB, tagar #SavePapuaForest masih menduduki posisi kedua daftar topik tren Twitter Indonesia; bersamaan dengan tagar #SaveHutanIndonesia, dan kata 'Korea'.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: