Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin Oxford 90% Efektif, Apa Kabar Sinovac China yang Dipesan Indonesia?

Vaksin Oxford 90% Efektif, Apa Kabar Sinovac China yang Dipesan Indonesia? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Thomas Peter

Apakah hasilnya mengecewakan?

Setelah Pfizer dan Moderna sama-sama memproduksi vaksin yang memberikan perlindungan 95% dari Covid-19, angka 70% relatif mengecewakan.

Namun, apa pun di atas 50% akan dianggap sebagai kemenangan sebulan yang lalu.

Vaksin ini juga dapat disimpan pada suhu lemari es, yang berarti dapat didistribusikan ke seluruh penjuru dunia, tidak seperti vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna yang perlu disimpan pada suhu yang jauh lebih dingin.

Mitra manufaktur Oxford, AstraZeneca, sedang mempersiapkan untuk membuat tiga miliar dosis.

'Ditoleransi dengan baik pada orang-orang usia lanjut'

Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan Universitas Oxford itu menunjukkan respons kekebalan yang kuat pada orang-orang berusia 60-an dan 70-an tahun. Hal ini memunculkan harapan vaksin tersebut dapat melindungi masyarakat pada kelompok usia paling rentan terjangkit Covid-19.

Dalam makalah yang diterbitkan jurnal The Lancet, riset pada 560 relawan dewasa yang sehat memperlihatkan hasil "menggembirakan".

Mereka juga menguji apakah vaksin tersebut menghentikan perkembangan Covid-19 pada uji klinis fase tiga.

Karena sistem kekebalan orang-orang berusia lanjut lebih lemah, vaksin biasanya tidak berfungsi seefektif pada kaum muda.

Namun, uji klinis menunjukkan vaksin buatan tim Universitas Oxford itu direspons kelompok usia 56-69 tahun serta di atas 70 tahun, sebagaimana terjadi pada kelompok usia 18-55 tahun.

Dr Maheshi Ramasamy, selaku penyelidik dari tim vaksin Universitas Oxford mengatakan: "Kami puas melihat vaksin kami tidak hanya ditoleransi dengan baik pada orang-orang usia lanjut, tapi juga menstimulasi respons yang sama pada relawan muda.

"Langkah selanjutnya akan dilihat apakah ini berarti [vaksin] melindungi dari penyakit itu sendiri."

Sebelumnya, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer, dan mitra mereka dari Jerman, BioNTech, diklaim 94% efektif melindungi orang-orang berusia 65 tahun ke atas dari infeksi Covid-19.

Data lanjutan yang dirilis dari uji coba fase tiga mereka menunjukkan bahwa vaksin itu bekerja dengan baik pada orang-orang dari segala usia dan etnis.

Perusahaan mengatakan mereka sekarang akan mengajukan izin penggunaan darurat vaksin di AS.

Uji coba tersebut melibatkan 41.000 orang di seluruh dunia. Setengah diberi vaksin, dan setengah lagi diberi plasebo.

Ini diikuti oleh data tentang vaksin yang dibuat oleh perusahaan AS Moderna yang menunjukkan perlindungan hampir 95% dan hasil yang sama menjanjikan dari uji coba lain yang dikembangkan di Rusia, yang disebut Sputnik.

Walau belum diuji secara independen, temuan-temuan itu dianggap lebih maju ketimbang pengembangan vaksin lain di negara-negara lain, termasuk yang sedang dilakukan Indonesia.

"Meyakinkan"

Data yang dirilis Rabu (18/11/2020) oleh Pfizer dan BioNTech, menunjukkan bahwa vaksin tersebut 95% efektif berdasarkan 170 kasus Covid-19 yang berkembang pada relawan.

Delapan orang di antara kelompok yang diberi vaksin, menunjukkan bahwa vaksin itu menawarkan perlindungan yang baik. Kasus lainnya berada di kelompok plasebo yang diberi suntikan hampa.

Vaksin itu diklaim bekerja dengan baik pada orang lanjut usia, yang paling berisiko terkena virus dan memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, dan demikian halnya pada orang yang lebih muda.

Para ilmuwan mengatakan data tersebut merupakan berita yang menggembirakan, dengan Prof Trudie Lang dari Universitas Oxford menggambarkannya sebagai "situasi yang luar biasa dan sangat meyakinkan".

"Peralihan dari mengidentifikasi virus baru hingga memiliki beberapa vaksin dan sampai pada titik mengajukan persetujuan regulasi adalah tonggak sejarah yang luar biasa bagi sains," katanya.

Meskipun data uji coba lengkap belum dipublikasikan, perusahaan mengatakan tidak ada masalah keamanan yang serius.

Tetapi mereka memperhatikan munculnya sakit kepala dan kelelahan pada sekitar 2% dari relawan yang diberi vaksin, meskipun orang lanjut usia tampaknya mengalami efek samping yang minimal.

Ada juga bukti bahwa vaksin melindungi dari infeksi Covid-19 yang parah - tetapi ini hanya berdasarkan 10 kasus.

Masih belum jelas berapa lama perlindungan dari vaksin bertahan dan apakah itu menghentikan orang menularkan virus.

Dalam uji coba, 42% dari partisipan berasal dari latar belakang etnis yang beragam dan 41% berusia antara 56 dan 85 tahun.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: