Mengupas Kisah Perjuangan Tobatnya Eks Milisi Sadis Al-Shabab
"Hal yang tidak saya sukai di al-Shabab adalah cara mereka berusaha mengubah pemikiran saya. Setiap dua minggu, mereka mengirimkan tim pencuci otak ke batalion kami dan duduk bersama kami selama berjam-jam, membaca ayat-ayat alQuran dan mengulang-ulangi pernyataan bahwa pemerintah, Uni Afrika dan para pendukung internasional adalah kafir dan murtad.
"Itu seperti memasukkan kartu sim al-Shabab ke dalam otak kami."
Mereka mengatakan meskipun pemikiran mereka disesatkan oleh indoktinasi ini, mereka akhirnya menyadari bahwa kelompok al-Shabab tidak memperjuangkan ajaran Islam yang lebih murni dan lebih baik, tetapi ajaran yang dipelintir, sesat. Tak lagi cukup bagi mereka untuk bertahan hanya sekedar mereka mendapat bayaran.
Tetapi keputusan untuk membelot menakutkan, kata mereka.
Ketakutan sepanjang perjalanan
Pertama-tama, mereka harus memikirkan melarikan diri, menempuh perjalanan panjang yang sepi untuk bisa keluar dari wilayah kekuasaan al-Shabab.
"Pada mulanya saya berjalan pada malam hari, kaki saya robek karena duri," ujar Ahmed.
"Beruntung saya puya telepon, jadi saya menghubungi keluarga saya. Mereka menemukan seseorang yang dapat saya percaya, yang memandu saya ke sebuah tempat aman.
"Perjalanan memerlukan berhari-hari, dan saya diliputi rasa ketakutan langkah demi langkah. Saya amat ketakutan jika saya dihentikan dan dikembalikan untuk menjalani hukuman mati, dieksekusi di tempat umum, lazimnya yang dilakukan al-Shabab kepada para pembelot."
Tetapi di sisi lain juga muncul ketakutan tentang apa yang mungkin terjadi, karena sejumlah milisi senior memberitahu kepada anggota baru bahwa pembelot akan disengat dengan listrik oleh aparat keamanan Somalia.
Sebagian besar tidak tahu ada program amnesti dari pemerintah dan ada pusat rehabilitasi untuk "re-edukasi" dan integrasi kembali ke masyarakat.
Ada upaya-upaya untuk menyebarkan informasi tentang program ini ke wilayah yang dikendalikan oleh al-Shabab. Ada selebaran berwarna-warni.
Bagi mereka yang tidak bisa membaca, dapat melihat gambar-gambar tentang anggota al-Shabab sedang diselamatkan dan dilengkapi pula dengan nomer telepon.
Usaha tersebut mendorong peningkatan jumlah mereka yang membelot. Lebih dari 60 orang meninggalkan al-Shabab selama periode dua bulan pada awal tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: