Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beri Lampu Hijau, Daging Ayam Rekayasa Laboratorium Siap Edar di Singapura

Beri Lampu Hijau, Daging Ayam Rekayasa Laboratorium Siap Edar di Singapura Pekerja memeriksa kondisi kesehatan ayam ternak di Desa Bojong Cae, Lebak, Banten, Sabtu (12/9/2020). Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) akan melakukan optimalisasi pengawasan kemitraan bagi pelaku usaha peternakan meliputi pembagian hasil, inti plasma, sewa, perdagangan umum dan sub kontrak sebagai upaya menjaga stabilisasi pasokan serta harga ayam hidup di tingkat peternak. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Singapura -

Singapura telah memberikan lampu hijau kepada perusahaan startup Amerika Serikat (AS), Eat Just, untuk menjual daging ayam yang dibudidayakan di laboratorium.

Persetujuan tersebut menjadi yang pertama di dunia, yang mengizinkan penjualan daging ayam yang tidak berasal dari hewan yang disembelih.

Baca Juga: Tarif Pesawat dan Daging Ayam Biang Kerok Inflasi November

Permintaan terhadap alternatif daging mengalami lonjakan karena adanya kekhawatiran konsumen tentang isu kesehatan, keberlangsungan hidup hewan, dan lingkungan. Pilihan daging nabati yang dipopulerkan oleh Beyond Meat Inc dan Impossible Foods kini semakin banyak dijual supermarket dan restoran.

Tetapi daging yang dibuat dari sel otot hewan hasil rekayasa laboratorium ini masih dalam tahap awal pengembangan, mengingat biaya produksinya mahal.

“Peraturan pertama di dunia terkait daging nyata berkualitas tinggi yang aman dan dibuat langsung dari sel hewan untuk dikonsumsi manusia membuka jalan bagi peluncuran komersial skala kecil di Singapura," bunyi pernyataan Eat Just pada hari Rabu (2/12/2020).

Dijual di Singapura

Perusahaan Eat Just mengatakan pihaknya akan menjual daging itu dalam bentuk nugget yang dibanderol dengan harga $ 50 atau sekitar Rp 708 ribu.

Namun salah satu pendiri dan CEO Josh Tetrick mengatakan bahwa harga daging tersebut telah turun dan harganya akan setara dengan daging ayam kualitas premium ketika pertama kali diluncurkan di sebuah restoran di Singapura dalam waktu dekat.

Tetrick menolak memberikan detail harga asli daging tersebut. Perusahaan menargetkan profitabilitas operasi sebelum akhir 2021 dan berharap untuk go public segera setelah itu.

Secara global, lebih dari dua lusin perusahaan sedang menguji ikan, daging sapi, dan ayam yang dibudidayakan di laboratorium, berharap dapat menembus segmen pasar daging alternatif, yang diperkirakan Barclays dapat bernilai $ 140 miliar atau hampir Rp 2 triliun pada tahun 2029.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: