Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear Investor Pemula, Ternyata Semudah Ini Lho Cara Beli Saham!

Dear Investor Pemula, Ternyata Semudah Ini Lho Cara Beli Saham! Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para investor pemula biasanya bingung bagaimana cara memulai membeli saham. Padahal, ternyata membeli saham itu cukup mudah hanya dengan aplikasi yang bahkan bisa membuat akunnya secara online. Melalui kanal YouTube Raditya Dika dalam video yang bertajuk 'Gini Lho Cara Beli Saham', Raditya Dika mengajarkan adiknya Edgar cara membeli saham didampingi oleh Ivan Kurniawan yang merupakan investor saham profesional.

Untuk diketahui, saham adalah investasi yang cocok ketika memang sudah memiliki pendapatan sendiri dengan tujuan untuk mengatur keuangan. Selain itu, kini saham sudah relatif murah untuk dimulai. Menurut Ivan, usia 20an adalah masa yang cocok untuk memulai saham. Hal ini karena investasi butuh waktu yang lama dan panjang.

Baca Juga: Awas Jangan Salah Pilih! Pahami Cara Beli Reksadana yang Tepat di Sini!

Lebih lanjut, saham adalah bukti kepemilikan seseorang menjadi bagian pemilik sebuah perusahaan. Dalam kata lain, sebagai rakyat biasa, seseorang bisa memiliki bagian suatu perusahaan terbuka yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kenapa sebuah perusahaan menjual saham ke publik?

Menjual saham ke publik dapat membuat perusahaan mendapatkan dana segar. Selain itu, bisa juga perusahaan tersebut ingin meningkatkan exposure karena biasanya ketika perusahaan sudah melantai bursa, itu berarti sudah dimiliki publik. Secara tak langsung, hal itu akan menaikan exposure mereka karena perusahaan publik lebih sering disorot oleh media. Hal ini menjadi nilai tambah bagi perusahaan.

Namun, sebagai investor individu, tidak bisa membeli saham langsung ke perusahaan tersebut. Karena itulah dibutuhkan perantara yaitu perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas harus memiliki izin terlebih dahulu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perusahaan sekuritas ini akan membelikan saham individu ke suatu perusahaan dengan nama orang itu sendiri, bukan nama perusahaan sekuritas sehingga hal ini pun akan lebih aman.

Apa indikator yang dari saham bagus dan tidak?

Sebagai investor pemula, melihat saham perusahaan tersebut bagus atau tidak bisa dimulai dengan melihat suatu produk yang biasa digunakan sehari-hari. Sebagai contoh, ada perusahaan dari produk sabun yang dipakai, perusahaan telekomunikasi yang biasa dipakai hingga bank yang biasa digunakan. Perusahaan-perusahaan tersebut sudah terdaftar di bursa yang bisa dimiliki sahamnya.

Tetapi, bisa juga dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan yang produknya sebenarnya tidak kita gunakan. Apabila bagus, hal ini bisa menambah profit ke portofolio sang investor. Seperti perusahaan batu bara, minyak atau listrik yang memang laporan keuangannya baik.

Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur Kasih Rekomendasi Saham Lagi, Kali Ini Siapa Ya?

Lantas, faktor apa yang memengaruhi naik turunnya saham?

Faktor yang memengaruhi naik turunnya saham dalam jangka pendek itu cukup banyak. Pahamilah bahwa pasar saham itu tempat bertemunya banyak orang dalam satu waktu. Pertemuan antara si A yang ingin membeli saham dan si B yang ingin menjual saham dapat bertemu dalam satu waktu sehingga orang yang ingin membeli saham, harga sahamnya relatif naik, tetapi orang yang ingin menjual saham, harga sahamnya relatif akan turun.

Harus dipahami bahwa ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup pendek. Selain itu, sentimen-sentimen seperti corona dan PSBB juga dapat memengaruhi pergerakan naik turunnya harga saham dalam jangka pendek. Sementara itu, dalam jangka panjang, naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.

Untuk diketahui, ada dua tipe investor yaitu yang hobi jual-beli atau trader dan investasi jangka panjang. Tidak ada yang salah dengan kedua tipe investor ini, cukup pilih untuk menjadi investor seperti apa. Kalau memiliki banyak waktu luang, tak masalah untuk menjadi trader yang sibuk melihat pergerakkan saham. Tetapi, jika memilih untuk menjadi investor jangka panjang, maka harus bersabar dalam kurun waktu tertentu. Hal ini karena kita percaya akan kinerja perusahaan yang sahamnya kita beli.

Lebih lanjut, berapa sih minimal pembelian saham untuk investor pemula?

Minimal pembelian saham adalah satu lot yang sama dengan 100 lembar. Harga paling murah di BEI yaitu Rp50 per lembar. Itu berarti Rp5.000 untuk satu lot. Tetapi, saham jenis ini tidak disarankan. Karena biasanya, kinerja perusahaannya kurang baik.

Sejatinya, untuk membeli saham perusahaannya tergantung dari saham perusahaan apa yang ingin dibeli. Semisal Gudang Garam, harga satu lembar sahamnya Rp70.000 itu berarti untuk 1 lotnya seharga Rp7 juta. Bisa juga BRI, harga satu lembar sahamnya Rp3.500, maka 1 lotnya Rp350 ribu. Semuanya tergantung pada budget yang dimiliki investor, asalkan minimal pembelian sahamnya sejumlah 1 lot alias 100 lembar saham.

Baca Juga: Pertumbuhan Melambat, Saham Zoom Anjlok Hingga ....

Lantas, apakah saham yang harganya mahal berarti perusahaannya baik?

Sejatinya, nominal per lembar saham tidak mencerminkan apapun. Sebagai investor, harus melihat dari harga wajar atau harga intrinsik dari saham perusahaan tersebut. Bisa saja harga sebuah saham Rp50 ribu tetapi ternyata harga wajarnya Rp40 ribu. Bisa juga harga saham Rp70 ribu tetapi ternyata harga wajarnya Rp80 ribu. Karena, harga saham hanyalah nominal yang bisa berubah-ubah.

Lalu, darimana keuntungan para pemegang saham?

Keuntungan para pemegang saham berasal dari capital gain dan dividen. Capital gain yaitu ketika saham yang dibeli pertama kali, harganya berlipat ganda di kemudian hari. Keuntungan tersebut akan dimiliki oleh para pemegang saham. Sementara dividen adalah keuntungan perusahaan yang akan dibagikan ke para pemegang saham.

Pembagian dividen ini biasanya tergantung perusahaan itu sendiri. Semisal mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan Oktober, maka pembagian dividen bisa terjadi pada bulan November. Setiap perusahaan bisa melakukan pembagian dividen lebih dari satu kali dalam satu tahun.

Apa maksud dari grafik berwarna hijau dan merah?

Grafik berwarna hijau melambangkan harga saham yang sedang naik, sementara warna merah melambangkan harga saham yang sedang turun. Pergerakan grafik ini terlihat setiap harinya, baik hijau atau merah.

Terakhir, apa yang dimaksud IHSG?

IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Apabila dalam satu hari harga saham gabungan dari 700 perusahaan yang terdaftar di BEI jika dirata-ratakan naik 1%, maka IHSG akan bergerak ke warna hijau. Sementara, jika harga saham gabungan dari 700 perusahaan yang terdaftar di BEI rata-ratanya turun, maka IHSG akan bergerak merah.

Baca Juga: Bursa Asia Jeblok, IHSG Bertahan di Zona Hijau

Sebelum memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan, ada baiknya melihat laporan keungan perusahaan tersebut melalui www.idx.co.id yang memiliki 700 laporan keuangan perusahaan. Tinggal pilih perusahaan apa yang memang tertarik untuk dibeli.

Adapun cara membaca laporan keuangan itu adalah dengan melihat laba yang terus tumbuh dan tidak memiliki banyak utang. Setiap perusahaan biasanya memang memiliki utang, tetapi bagaimana utang tersebut masih bisa tertutupi oleh modal perusahaan.

Terakhir, pahami juga arus kas perusahaan yakni masuk dan keluarnya uang di perusahaan tersebut. Carilah yang arus kasnya positif yaitu perusahaan mendapatkan lebih banyak uang atau pemasukan daripada pengeluarannya.

Untuk pembelian sahamnya, berdasarkan regulasi di Indonesia yakni bisa dibeli setiap Senin-Jumat dari jam 09.00 hingga 11.30, lalu buka lagi pada pukul 13.30 hingga 15.00 WIB. Di jam itulah para investor bisa membeli saham perusahaan terbuka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: