Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Budaya Literasi Cerdaskan Anak Bangsa dan SDM Unggul

Budaya Literasi Cerdaskan Anak Bangsa dan SDM Unggul Kredit Foto: Sufri Yuliardi

"Kemajuan infrastruktur dan teknologi 4.0 hendaknya sejalan dengan peningkatan SDM. Perpustakaan memainkan peran optimalisasi kapasitas SDM yang menjadi kunci Indonesia maju di masa depan. Alhasil menciptakan SDM yang unggul, mandiri, dan berdaya saing di era global," jelas Bando. 

Sementara My Esti Wijayati menjelaskan saat ini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) adalah meningkat budaya literasi di Indonesia yang masih rendah. Sekarang bukan pada membaca dan berhitung saja, tapi kemampuan akses mendapatkan ilmu pengetahuan dan menerjemahkan menjadi kegiatan guna meningkatkan perekonomian dan masyarakat menjadi lebih sejahtera.

"Pihak Perpusnas RI sudah bekerja maksimal untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun, di tingkat daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota masih minim pergerakan. Budaya literasi tidaklah dinilai terlalu penting atau utama, sehingga kepala daerah maupun kadis pendidikan dan perpustakaan daerah jarang ada kegiatan literasi, apalagi salam menyiapkan dana. Sungguh disayangkan pusat sudah berjalan, namun kurang antusias di daerah," ungkapnya.

Baca Juga: Gak Kompak! WHO Bilang Sunnah, PBB Justru Vaksinasi Wajib buat Semua Orang

Maka dari itu, budaya literasi, infrastruktur, dan peningkatan SDM harus berjalan seiring. Untuk menciptakan SDM yang unggul, jangan hanya di perkotaan saja, namun juga hingga ke tingkat masyarakat pedesaan.

Diakui, hal ini menjadi "PR" semua pihak termasuk Kemenkeu, Bappenas, Kemendikbud harus membuat upaya ini menjadi skala prioritas untuk mewujudkan SDM yang unggul. Kunci utamanya adalah indeks literasi yang memadai atau tinggi, sehingga nantinya masyarakat pedesaan juga memahami dengan melakukan gerakan masif budaya literasi itu sangat penting.

"Untuk itu, kami di legislatif juga akan berupaya meningkatkan anggaran literasi karena saat ini dengan adanya pemotongan dana akibat pandemi Covid-19, semua menjadi berjalan tidak maksimal," ujar dia.

Faktanya, lanjut Esti, minimnya anggaran di berbagai daerah membuat budaya literasi cukup rendah dan SDM-nya dengan kemampuan yang terbatas. Untuk itu diperlukan skala prioritas utama meningkatkan budaya literasi. Hal ini demi mewujudkan keingina bersama, dan tentunya membutuhkan sinergitas yang kuat dan saling mendukung satu sama lain.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: