Bank Syariah Indonesia sudah terbentuk yang merupakan hasil merger tiga bank BUMN syariah. Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah berencana menarik seluruh dana di bank tersebut.
Apalagi Bank Syariah Indonesia sudah memiliki komposisi Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) hasil merger bank syariah yang baru diumumkan.
Hal ini perlu dipikirkan oleh Muhammadiyah karena Bank Syariah Indonesia sudah menjadi sebuah bank syariah milik negara yang besar dan sudah sangat kuat di mana bank ini akan menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Aktif Mulai 1 Februari 2021
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, ada kemungkinan untuk Muhammadiyah tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia sehingga mungkin sudah waktunya untuk menarik dan mengalihkan semua dana yang ditempatkan di bank tersebut dan juga mengalihkan seluruh pembiayaan yang diterimanya kepada bank baru yang menjadi mitranya.
"Apakah itu bank negara syariah yang tidak ikut merger atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah atau BPD yang ada unit syariahnya serta kepada bank-bank umum syariah atau bank-bank umum yang punya unit syariahnya," ujar Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12/2020).
Anwar menambahkan, PP Muhammadiyah akan membentuk satu tim khusus yang diisi oleh para ahli keuangan, para banker dan mantan-mantan banker serta mantan-mantan regulator untuk mempersiapkan penarikan seluruh dana Muhammadiyah yang ada di Bank Syariah Indonesia.
Nantinya akan memindahkannya ke bank syariah mitra yang baru yang mau berkomitmen bersama Muhammadiyah untuk membantu memajukan ekonomi umat/rakyat dan UMKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: