Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia Puji Indonesia Terkait Bansos, tapi Hal-Hal Ini Harus Ditingkatkan!

Bank Dunia Puji Indonesia Terkait Bansos, tapi Hal-Hal Ini Harus Ditingkatkan! Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Simulasi Bank Dunia menunjukkan bahwa tanpa tanggapan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah Indonesia, sebanyak 8,5 juta orang Indonesia bisa jatuh miskin tahun ini akibat krisis Covid-19.

Ini juga menunjukkan bahwa paket bansos pemerintah dapat secara signifikan mengurangi dampak ini, jika diterapkan sepenuhnya dan ditargetkan dengan sempurna.

"Tetapi penundaan dan kesulitan awal dalam menjangkau beberapa kelompok yang terdampak (terutama di sektor informal) sepertinya turut mengurangi dampak dari paket bansos pemerintah," tulis Laporan Bank Dunia pada Kamis (17/12/2020).

Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, Indonesia Bakal Diguyur US$110 Juta dari Bank Dunia

Temuan ini juga menyoroti bahwa banyak orang yang awalnya tidak tercakup oleh sistem bansos kemungkinan besar jatuh ke dalam kemiskinan, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan atau bekerja di sektor jasa dengan frekuensi kontak yang intensif.

"Kehilangan pendapatan tenaga kerja yang diakibatkan hal ini dapat meningkatkan tantangan dalam keterjangkauan pangan dan ketahanan pangan, terutama di antara kaum miskin yang mengalokasikan sebagian besar pengeluaran mereka untuk makanan," terang laporan tersebut.

Oleh karena itu, cakupan, kecukupan, dan daya tanggap paket bantuan sosial perlu terus dipantau dan ditingkatkan untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan.

"Simulasi kami menunjukkan bahwa bansos yang cukup besar dari pemerintah berpotensi untuk meredam dampak kemiskinan akibat krisis tahun ini. Tetapi peningkatan efektivitas sangat penting untuk mewujudkan efek penuh dari bansos," tambahnya.

Sementara itu, perekonomian Indonesia diperkirakan akan mulai pulih pada tahun 2021 dan secara bertahap menguat pada tahun 2022. Hal ini didasarkan pada pembukaan kembali perekonomian yang stabil pada tahun 2021 yang diikuti dengan pembukaan kembali dan penurunan jarak sosial lebih lanjut hingga tahun 2022.

Pertumbuhan akan pulih menjadi 4,4% pada 2021, terutama didorong oleh pemulihan konsumsi swasta. Hal ini ditunjukkan kepercayaan konsumen yang meningkat, dan rendahnya kerugian pendapatan rumah tangga berkat hasil pasar tenaga kerja yang lebih baik dan bansos yang memadai.

"Didorong oleh konsumsi dan investasi yang lebih kuat, pertumbuhan akan menguat menjadi 4,8% pada tahun 2022 karena kepercayaan masyarakat meningkat, asalkan vaksin yang efektif dan aman tersedia untuk sebagian besar penduduk," tulis laporan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: