"Melalui bantuan ini kami juga diingatkan bahwa di tengah berkonsentrasi penuh terhadap COVID-19, kita tidak boleh lengah terhadap potensi bencana lain yaitu DBD. Saya selaku Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, menerima dengan baik bantuan yang diberikan dan akan kami distribusikan kepada masyarakat. Kita juga berharap pandemi COVID-19 cepat berlalu sehingga aktivitas kembali normal, terutama Bali yang menggantungkan kehidupannya dari sektor pariwisata," ujar I Made.
Elkana mengatakan kita harus memperhatikan DBD yang biasanya kasusnya meningkat di akhir bulan seperti ini dan peran tiap sektor dibutuhkan untuk membantu masyarakat Indonesia mencegah wabah DBD di tengah masa pandemi. Dia melihat bahwa tiga kabupaten di Bali masuk dalam lima kota/kabupaten dengan kasus tertinggi.
"Saat ini kita sudah sangat berjuang melawan COVID-19, tapi jangan sampai lupa akan DBD, maka kita mau memberikan bantuan tidak hanya untuk COVID-19, tapi juga untuk menekan angka DBD," ujar Elkana.
Selain kepada Provinsi Bali, sebelumnya Yayasan Enesis Indonesia juga memberikan bantuan kepada RSUD Wangaya dan bantuan pencegahan COVID-19 dan DBD kepada Provinsi Jawa Barat. Selain itu, sejak awal pandemi Enesis Group telah berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, dimulai dengan memberikan bantuan 144 ribu botol Antis Hand Sanitizer kepada warga Indonesia di Wuhan, Paket Kesehatan kepada BNPB, Vitamin C 1000mg gratis kepada masyarakat yang terdampak COVID-19, 10.000 paket Kesehatan kepada public transport (Kereta, Trans Jakarta, dan Bandara) dan 5.000 Vitamin kepada tenaga medis di Surabaya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: