Pelaku kriya, seni, dan budaya diharapkan lebih inovatif dan beradaptasi dengan teknologi digital di masa pandemi Covid-19. Hal ini karena, pandemi telah membuat sektor seni budaya terdampak akibat merosotnya kunjungan wisatawan ke Indonesia.
"Pelaku Kriya, seni, dan budaya juga dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian selama pandemi ini, termasuk peralihan aktivitas usaha ke ruang-ruang digital,” ujar Wury Ma’ruf Amin pada acara Peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan secara virtual oleh Mitra Seni Indonesia, Rabu (23/12).
Baca Juga: Bertahan dari Gempuran Covid-19, IBF Gelar Karpet Merah untuk Investor
Dia mengatakan, adaptasi teknologi digital akan memudahkan pelaku seni dalam memasarkan produknya secara digital. Sehingga, mereka dapat bertahan dan berkembang.
Menurutnya, pandemi Covid-19 ini hendaknya tidak menjadi penghalang untuk terus berkreasi, berinovasi, bertransformasi, menggali potensi diri dan menciptakan peluang-peluang baru.
Sebab, kreasi yang konsisten tersebut merupakan salah satu modal utama pelestarian budaya Indonesia yang secara langsung dapat mendukung pergerakan sektor ekonomi kreatif Indonesia.
“Dengan kreativitas dan inovasi, saya percaya ibu-ibu Mitra Seni Indonesia dapat mendukung dan menggerakkan kembali seni pertunjukan tradisional, seni kerajinan, seni kuliner dan seni budaya lainnya, yang pada akhirnya dapat membawa dampak terhadap perkembangan ekonomi kreatif Indonesia,” ungkap Wury.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami